Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Samosir. Guna mendukung Dinas Pertanian Kabupaten Samosir yang tahun ini fokus pada pengembangan tanaman pangan padi, jagung dan kedelai. Dinas Ketahanan Pangan juga fokus pada optimalisasi pemanfaatan pekarangan melalui Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) Samosir, Walson Sagala kepada Medanbisnisdaily.com, Senin (9/4/2018). Optimalisasi ini dilakukan melalui pembinaan terhadap 10 kelompok tani (poktan).
"Tahun ini kita akan membina 10 kelompok tani untuk pemanfaatan pekarangan rumah untuk penganekaragaman tanaman pangan melalui kawasan rumah pangan lestari, seperti cabe, kunyit, sayur-sayuran dan lainnya," kata Walson tanpa menyebut nama poktan.
Terkait mulai hilangnya program manggadong (tradisi mengonsumsi ubi) yang sudah dikampanyekan sejak 2011 lalu untuk mengurangi konsumsi beras, Walson menjelaskan, hal itu dikarenakan masyarakat masih bergantung kepada beras dan dipengaruhi nilai ekonomisnya.
"Untuk Samosir, memang sangat tinggi konsumsi beras. Konsumsi beras 140 kg/kapita/tahun. Memang ada kewajaran, karena budaya nasi masih melekat. Artinya, masyarakat Samosir masih tergantung pada beras. Kalau tidak mengkonsumsi nasi, seolah belum makan. Secara ekonomis, padi (beras) lebih menguntungkan daripada ub," jelas Walson.
Untuk mengurangi, tambah Walson, melalui ketahanan pangan akan memprogramkan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) dan pengolahan.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Samosir, Erkanus Simbolon, kepada medanbisnisdaily.com, Kamis (22/3/2018) lalu menyampaikan, selain pengembangan tantanaman alpukat, tahun ini juga akan fokus pada tanaman pangan, yakni padi, jagung, dan kedelai.
Untuk tanaman holtikultura, fokus pengembangan tanaman bawang memerah dan kentang, dan tanaman buah fokus pada mangga lokal dan durian. "Ini yang secara nyata bisa membantu perekonomian masyarakat," ucap Erkanus Simbolon.