Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Ankara. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump telepon-teleponan untuk membahas krisis di Suriah.
Percakapan via telepon kedua pemimpin negara itu diungkapkan oleh sumber kepresidenan Turki seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (12/4).
Tanpa merinci lebih detail, sumber tersebut mengatakan, Erdogan dan Trump "bertukar pandangan mengenai perkembangan terbaru di Suriah."
Percakapan via telepon pada Rabu (11/4) malam waktu setempat itu, dilakukan setelah Trump mengingatkan Rusia atas dukungannya pada Presiden Suriah Bashar al-Assad. Trump mengancam bahwa rudal-rudal AS akan ditembakkan sebagai respons atas dugaan serangan kimia di Douma, Suriah pada Sabtu (7/4) lalu.
Sebelumnya, Perdana Menteri Turki Binali Yildirim menyerukan Rusia dan AS untuk menghentikan "pertikaian jalanan" mereka soal Suriah. Dikatakannya, ini saatnya untuk mengesampingkan perseteruan kedua negara yang membahayakan warga sipil.
Hubungan AS dan Rusia memanas setelah terjadinya dugaan serangan kimia di Douma yang menewaskan puluhan orang, termasuk perempuan dan anak-anak. AS dan negara-negara Eropa menuding rezim Assad mendalangi serangan tersebut. Tuduhan ini telah dibantah keras oleh pemerintah Suriah dan sekutu utamanya, Rusia.
Terkait ancaman Trump untuk melancarkan serangan rudal ke Suriah, sejumlah maskapai besar memutuskan mengalihkan rute penerbangan sebagai antisipasi. Pengalihan dilakukan usai badan pengendali lalu lintas udara Eropa merilis peringatan bagi pesawat yang melalui rute Mediterania timur.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (11/4), pihak Eurocontrol yang mengawasi lalu lintas udara wilayah Eropa telah merilis notifikasi pada Selasa (10/4) sore waktu setempat. Notifikasi itu memperingatkan bahwa rudal jelajah dan rudal udara-ke-darat bisa saja ditembakkan dalam waktu 72 jam ke depan dan ada kemungkinan gangguan singkat pada perlengkapan navigasi radio. (dtc)