Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn) Moeldoko mengaku menemukan ada ribuan tenaga kerja asal China di Morowali. Hal itu diketahuinya saat berkunjung ke daerah itu, Rabu (25/4), untuk mengecek tempat yang dihebohkan memiliki permasalahan dengan tenaga kerja asingnya.
"Ternyata saya dapati dari 13 ribu tenaga kerja di sana, memang 2.000 berasal dari Tiongkok tapi sisanya anak negeri Indonesia," cuit Moeldoko sekitar pukul 08.00 WIB lewat akun twitter, @Dr_Moeldoko.
Namun dalam cuitan itu, dia tak merinci dari 2.000 pekerja asal China itu menangani bidang apa saja. Akun ini disebut sebagai akun resmi 'sang Jenderal' yang dikelola oleh keluarga.
Panglima TNI periode 2013-2015 itu juga memiliki akun lain, @GeneralMoeldoko. Di akun ini antara lain disebut bahwa Moeldoko adalah Ketua Umum HKTI dan Kepala Staf Kepresidenan.
Isu serbuan tenaga kerja asal China atau Tiongkok pernah mencuat beberapa tahun lalu, dan kembali menghangat seiring terbitnya Peraturan Presiden Nomor 20/2018. Aturan ini dinilai sejumlah pihak sengaja dibuat untuk memudahkan masuknya tenaga kerja asal China.
Dalam cuitan lainnya, Moeldoko juga menampilkan berita yang pernah tayang di detikfinance tentang pengiriman 1.500 tenaga kerja Indonesia ke Aljazair. Mereka dikirim untuk mengerjakan sejumlah proyek yang dikerjakan BUMN Indonesia, WIKA.
"Ada berita baik juga mengenai Tenaga Kerja. Salah satu BUMN kita WIKA mendapatkan proyek di aljazair dan membawa serta 1.500 tenaga kerja Indonesia.https://m.detik.com/finance/infrastruktur/d-3989388/wika-kirim-1500-pekerja-ri-garap-proyek-di-aljazair ...," cuitnya.
Saat ditemui, Rabu (25/4) malam, di kediamannya, Menteri Tenaga Kerja Hanif Dakhiri menyebut isu tersebut sengaja dimainkan pihak tertentu sejak Pilkada DKI dan saat ini menjelang Pemilihan Presiden.
"Coba saja Anda lacak via google, ramainya kan pas Pilkada DKI dan beberapa hari ini. Tentu ada yang sengaja memainkan," ujarnya.
Ia menegaskan, jumlah tenaga kerja asal China di Indonesia total jumlah sekitar 24 ribu orang. Sementara jumlah TKI yang bekerja di Hong Kong dan Taiwan bila ditotal ratusan ribu orang. Politisi PKB ini juga menyesalkan pihak-pihak yang sengaja menyebut bahwa tenaga kerja asal China yang masuk ada yang menjadi mata-mata atau spionase.
"Itu asumsi yang sulit pembuktiannya. Jangan ribet-ribet lah, nanti Anda stress," ujarnya.
Hanif mengakui bahwa dari sekian puluh ribu tenaga kerja asing, pasti ditemukan kasus-kasus yang masuk dan bekerja secara ilegal. Hal semacam itu juga terjadi dengan TKI yang masuk ke Malaysia, Arab Saudi ada juga secara ilegal.
"Tapi semua itu kan kasuistis. Kami akui ada yang illegal, dan tentunya kami proses, kami tindak sesuai aturan karena memang melanggar," kata Hanif. (dtc)