Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Peristiwa reformasi yang meletus serempak di sejumlah kota di tanah air selama periode Mei 1998 menyisakan kenangan pahit bagi masyarakat bangsa ini. Kerusuhan yang disertai penjarahan terjadi di pusat-pusat perbelanjaan di kota-kota besar di Indonesia. Bahkan sejumlah kawasan yang dihuni masyarakat Tionghoa tak luput dari sasaran.
Namun di inti kota Medan peristiwa itu tidak sempat meluas. Sejumlah kawasan pertokoan dan pecinan di Kota Medan, seperti Petisah, Jalan Zainul Arifin, Jalan S Parman, Kesawan, tidak dapat ditembus para penjarah. Pasalnya ribuan pemuda dari salah satu organisasi kepemudaan yang berbasis di Medan menghalangi aksi itu.
Tetapi tidak begitu dengan daerah pinggiran Medan. Seperti Tembung dan Tanjungmorawa. Kemarahan massa terhadap rezim orde baru itu, menjelma menjadi kerusuhan.
Di Tanjung Morawa, sejumlah ruko dan pusat perbelanjaan, khususnya sepanjang Jalan Limau Manis ikut dijarah. Begitupula pusat perbelanjaan Aksara di HM Yamin, Medan.
Salah seorang warga Medan yang juga mantan aktivis 1998, Juhendri Chaniago, yang ketika itu tengah berada di Aksara, menyaksikan bagaimana masyarakat menjarah pusat perbelanjaan itu.
"Tidak ada pembakaran. Namun massa melempari batu kepada petugas yang menjaga," kata Juhendri.
Dian Purba, salah seorang peneliti yang sedang meneliti peristiwa 1965 dan 1998 menyebutkan, di Medan tidak ada cerita "Clara" (peristiwa pemerkosaan-red)) seperti disebutkan wartawan/sastrawan Seno Gumira Ajidarma Darma.
Paling tidak dapat dilihat dari berita-berita koran sebelum dan sesudah Mei 1998 dan juga kesaksian orang Tionghoa yang melihat peristiwa Mei itu.
Selain itu, demo mahasiswa yang terjadi di berbagai kampus di Medan, kerap berakhir bentrok. Seperti yang terjadi di kampus UISU Medan. Pada 2 Mei 1998, ribuan mahasiswa yang berunjuk rasa akhirnya bentrok dengan aparat keamanan. Hal serupa juga terjadi di USU, Unimed, ITM, Nommensen dan sebagainya.
Itulah sekelumit kisah yang melatarbelakangi reformasi di Medan. Peritiwa 20 tahun lalu itu menjadi topik diskusi yang akan digelar pada 19 Mei 2018 di Literacy Coffee, Jalan Jati II No 1, Teladan Timur, Kota Medan, pukul 15. 00 WIB.
Diskusi itu akan menghadirkan dua pembicara. Yakni Dian Purba (peneliti peristiwa 1965 dan 1998) dan Juhendri Chaniago (mantan aktivis 1998).
Pemilik dan pengelola Literacy Coffee, Jhon, kepada medanbisnisdaily.com, Selasa (1/5/2018) mengatakan, diskusi itu digelar untuk memperingati 20 tahun reformasi. Secara khusus peristiwa yang dibahas yang terjadi di Medan," kata Jhon.
"Kami ingin berbagi kepada mahasiswa maupun orang muda yang tidak merasakan hal itu langsung, agar mereka tahu sejarah reformasi, khususnya di Kota Medan," ujar Jhon