Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Jika menyebut museum, asumsi setiap orang biasanya adalah sebuah gedung tua, rada gelap dan kental mengesankan masa lalu. Namun tidak demikian halnya dengan Maiiam Museum di Chiang Mai.
Museum yang terletak di kawasan San Kamphaeng, Chang Wat, Kota Chiang Mai di Thailand Utara ini merupakan sebuah museum seni kontemporer, sehingga tampilannya pun kekinian. Jauh dari kesan masa lalu. Dari inti Kota Chiang Mai dan bandara museum ini dapat dicapai sekitar 15 menit perjalanan kendaraan bermotor.
Untuk masuk ke dalamnya, pengunjung dewasa dikutip bayaran 150 baht atau hanya sekitar Rp 6.000, orang usia lanjut dan pelajar hanya 100 baht, anak-anak di bawah 12 tahun gratis. Museum buka mulai pukul 10 pagi sampai 6 sore setiap hari kecuali hari Selasa.
Kesan zaman now sudah terasa begitu kita sampai di parkiran museum yang terletak di tepi jalan raya yang sepi ini. Museum yang dibangun di atas tanah seluas 3000 meter persegi ini tampak menarik karena eksteriornya saja sudah unik, benar-benar bergaya kontemporer. Eksteriornya dilapisi mosaik kaca bak cermin berlapis lapis, sehingga siapapun yang berdiri di depannya akan melihat sosoknya dalam posisi tiga dimensi.
Di dalam museum yang berpendingin udara ini selain memamerkan aneka lukisan, karya instalasi, juga dilengkapi ruang bioskop memuat 35 orang, sebuah ruangan workshop untuk program pendidikan, perpustakaan, kafe yang memuat 60 orang serta penjualan souvenir, mulai dari aksesoris, buku hingga pakaian dan perhiasan.
Masing-masing ruang memiliki tema sendiri. Seperti ruang pertama kita masuk, tentang kehidupan masyarakat Muslim di Thailand Selatan yaitu di Provinsi Patani. Di ruangan Patani Semasa selain lukisan ada foto-foto, film pendek yang menggambarkan kehidupan sehari-hari penduduk.
Menariknya audio Al Quran juga diperdengarkan kepada pengunjung untuk menguatkan kesan Pattani sebagai basis Islam di Thailand dimana penduduknya banyak yang beragama Islam. Terdapat pula penjelasan tentaang sejarah Patani, kuliner khas, budaya dan sebagainya.
Di bagian lain dari ruangan museum, pengunjung juga bisa menyaksikan karya karya instalasi yang mengesankan, seperti jajaran kaki yang menjuntai ke atas seolah kaki kaki manusia yang sedang tidur menaikkan kakinya, atau patung dua orang pebisnis di tengah kota.
Dari petunjuk pihak pengelola, disebutkan Maiiam Museum pada mulanya adalah museum pribadi keluarga Jean Michel Beurdeley bersama istri terakhirnya Patsri Bunnag dan putra tiri mereka
Eric Bunnag Booth. Mereka ingin membagi koleks-koleksi pribadi mereka yang usianya lebih dari 30 tahun kepada khalayak ramai.
Intinya tak lain agar orang orang dapat melihat dan mendapatkan pengalaman bagaimana seni memperkaya hidup mereka serta diharapkan menginspirasi para kolektor baru.
Terdapat 600 koleksi di dalam museum ini yang bisa dinikmati pengunjung. Sejak dibuka setahun lalu, museum ini langsung mendapat perhatian dari wisatawan yang berkunjung ke Chiang Mai. Sengaja dipilih di kawasan San Kanphaeng karena dikenal sebagai pusat penghasil produk seni dan kerajinan.
Maiiam Museum dalam usianya yang baru dua tahun namun memiliki prestasi hebat dengan memenangkan penghargaan Best New Museum of Asia Pasific Award di ajang bergengsi Leading Cultural Destinations Awards, semacam even Pemilihan Oscarnya museum.