Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Sumatera Utara (Sumut) memperkenalkan program pengembangan teknologi budidaya kedali pada lahan naungan (budena).
"Artinya, kedelai budena ini khusus kedelai yang dapat ditanam di bawah naungan di antara tanaman kelapa sawit, karet dan lainnya. Dengan kata lain budena ini dapat diintegrasikan dengan tanaman perkebunan yang belum menghasilkan," kata Kepala BPTP Balitbangtan Sumut Khadijah El Ramija, Jumat (4/5/2018), di Kantor BPTP Balitbangtan Sumut Jalan AH Nasution, Medan.
Menurut Khadijah, adapun sejumlah varietas budena ini antara lain varietas Dena (kedelai naungan) 1 dan Dena 2, dering (kedelai lahan kering) dan detam (kedelai hitam).
"Pengembangan budena ini merupakan program Balai Penelitian Kacang-kacangan dan Umbi-umbian (Balitkabi) Malang, Kementerian Pertanian (Kementan)," jelasnya.
Untuk Sumut sendiri, kata Khadijah, budena ini sudah dikembangkan oleh Kelompok Tani Sinar Tani yang diketuai oleh Sartono, di Desa Tanjung Jati, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat dengan total luas pengembangan berkisar 40 hektare.
"Kenapa kelompok tani Sinar Tani dipilih? Karena petani di kelompok itu sangat gigih dan Pak Sartono sudah mendapat pin emas yang merupakan penghargaan dari Menteri Pertanian," kata Khadijah.
Dikatakannya, Sumut memiliki potensi lahan perkebunan dan lahan kering yang cukup luas. Sehingga untuk menggenjot produksi kedelai Sumut, petani dan pihak perkebunan dapat bekerjasama untuk mengembangkan tanaman kedelai budena ini.
"Apalagi perkebunan yang dalam tahap replanting (penanaman kembali), atau sudah tanam tapi tanamannya belum menghasilkan, budena merupakan alternatif yang sangat tepat untuk ditanam," terangnya.
Dan, dari segi produksi lanjut Khadijah, varietas-varietas kedelai budena ini jauh lebih tinggi dibanding varietas yang digunakan petani selama ini.
Untuk varietas Dena 1 misalnya, potensi hasilnya mencapai 2,89 ton per hektare dengan rata-rata hasil yang diperoleh berkisar 1,69 ton per hektare. Sedangkan Dena 2, potensi hasilnya berkisar 2,82 ton per hektare dengan hasil yang diperoleh berkisar 1,34 ton per hektare.
Kelebihan lainnya, varietas Dena tahan terhadap penyakit karat, rentan terhadap hama ulat grayak dan penghisap polong, serta tahan naungan.
"Kami berharap Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut maupun kabupaten/kota dapat memanfaatkan varietas unggul tersebut untuk menggenjot produksi kedelai dalam negeri. Hal ini juga didukung dengan luas lahan kering dan perkebunan yang ada di Sumut sangat tinggi," kata Khadijah