Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Pengamat Anggaran dan Kebijakan Publik, Elfenda Ananda memiliki penilaian sendiri mengenai debat perdana calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut yang digelar KPU Sumut di Hotel Santika Dyandra, Medan, Sabtu malam (5/5/2018). Menurutnya, pasangan Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus (DJOSS) unggul.
"Kelihatan Edy-Ijeck memang tidak punya pengalaman tata kelola pemerintahan," kata Elfenda, Minggu (6/5/2018).
Menurut mantan Sekretaris Eksekutif Forum Transparansi Indonesia untuk Anggaran (Fitra) Sumut ini, jawaban yang disampaikan Edy Rahmayadi - Musa Rajekcshah (Eramas) tidak pada substansi. Sementara jawaba Paslon nomor urut 2, Djarot - Sihar Sitorus (DJOSS) lebih mengena dan tahu akan persoalan pemerintah daerah.
"Tadi ada dibahas mengenai birokrasi gemuk. Jawabannya Paslon nomor urut 1 tidak mengena pada substansi. Jawabannya justru tidak dengan pengurangan jumlah pegawai, tapi justru soal mempertahankan jumlah pegawai, jawabannya justru gak nyambung," sebut Elfenda.
Sedangkan soal defisit anggaran, dari jawaban Ijeck kelihatannya sedikitpun dia tidak tahu bahwa defisit bisa saja terjadi dan diselesaikan pada pos Silpa (Selisih Lebih Penggunaan Anggaran).
"Kalau debat perdana, DJOSS lebih unggul," ungkapnya.
Meski begitu, belum bisa dipastikan apakah hasil debat tadi akan mempengaruhi pilihan masyarakat. "Tergantung penonton, apakah melek pengetahuan apa tidak. Lagi pula masih ada dua debat berikutnya," imbuhnya.
Saat Pilkada DKI Jakarta beberapa waktu, Elfenda menilai hasil debat berpengaruh terhadap pilihan masyarakat. "Kalau Sumut belum tahu. Tapi, penonton yang memahami subatansi debat pasti akan terpengaruh, minimal kualitas paslon," tuturnya.