Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Debat publik pertama calon Gubsu yang diselenggarakan KPU Sumut, Sabtu (5/5/2018) menuai respon dari berbagai lapisan masyarakat Sumut. Salah satunya dari kalangan pelaku usaha jasa konstruksi Sumut.
Kalangan pelaku usaha jasa konstruksi Sumut menyampaikan apresiasi kepada dua pasangan calon yang sudah menyampaikan visi dan misi serta program dan gagsan dalam debat bertemakan tata kelola pemerintahan yang baik tersebut.
Namun secara umum menurut Ketua DPD Asosiasi Kontraktor Nasional (Askonas) Sumut, Rikson Sibuea, visi misi, program dan konsep serta gagasan yang disampaikan pasangan calon nomor urut 2, H Djarot Saiful Hidayat dan Sihar Sitorus (DJOSS) lebih rasional.
"Menurut kami visi misi yang disampaikan pasangan DJOSS lebih rasional. Ini merujuk pada program, konsep dan gagasan yang disampaikan DJOSS lebih mudah dipahami dan lebih memungkinkan diterapkan," kata Rikson Sibuea kepada wartawan di Medan, Senin (7/5/2018).
Sementara pasangan nomor urut 1 yaitu Edy Rahmayadi dan Musa Rajeckshah (ERAMAS), menurutnya, masih tampak kesulitan menyampaikan substansi dari visi misinya. Pasangan ERAMAS masih terkesan kaku dalam menjelaskan visi dan misinya sehingga sulit dipahami masyarakat.
Menurut Rikson, tata kelola pemerintahan yang baik sebagaimana yang disampaikan DJOSS dari sisi penerapan informasi teknologi untuk transparansi, keteladanan pemimpin dimulai dari atasan dan mengukur kinerja birokrasi berdasarkan kemampuan kinerja, adalah menjadi dasar dalam kepemimpinan birokrasi.
"Untuk iklim usaha yang baik, dunia usaha membutuhkan transparansi dan kepastian sebagaimana yang disampaikan pasangan DJOSS tersebut. Pelaku usaha sudah antipati dengan progran dan gagasan yang sifatnya retorika," sebutnya.
Hal senada juga disampaikan Ketua DPD Asosiasi Kontraktor Daerah Indonesia (Aksdai) Sumut Burhanuddin Rajagukguk. Menurutnya, dari konsep bagaimana menghilangkan korupsi untuk tata kelola pemerintahan yang baik, lebih lugas disampaikan DJOSS.
"Justru kemudian itu (menghilangkan korupsi) kurang ya kita lihat dalam program ERAMAS. Menurut kami bahwa Sumut yang sudah darurat korupsi harus jelas dan terarah upaya mencegah dan menghilangkan korupsi para aparatur, masyarakat butuh komitmen itu, apalagi pelaku usaha," kata Burhanuddin.
Lebih lanjut menurutnya tentang bagaimana menutupi defisit anggaran sebagaimana yang ditanyakan DJOSS kepada ERAMAS, kurang memuaskan masyarakat. ERAMAS menurutnya masih berkutak pada proses bagaimana anggaran disusun, dibahas dan dilaksanakan. Artinya ERAMAS masih harus banyak belajar.
"Padahal seharusnya simpel saja adalah dengan menggunakan sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya (Silpa). Nah dari sini memang tampak bahwa pasangan DJOSS, khususnya Pak Djarot dengan pengalaman birokrasinya, lebih menguasai soal anggaran," sebutnya.
Ketua Gabungan Pengusaha Kontraktor Indonesia (Gabpkin) Sumut Mandalasah Turnip menyebutkan pernyataan dan tanggapan ERAMAS khususnya yang ditunjukkan oleh Edy Rahmayadi, lebih mencerminkan sikap ambisius.
"Pernyataan Edy Rahmayadi bahwa DJOSS lebih berpengalaman namun meyakini dirinya yang lebih baik, menurut saya itu kurang relevan dengan sosok pemimpin yang diinginkan masyarakat. Itu bisa menimbulkan interpretasi yang buruk dari masyarakat," katanya.
Namun terlepas dari kedua figur pasangan calon tersebut, tambah Mandalasah, yang dibutuhkan pelaku jasa konstruksi adalah pemimpin yang berpengalaman dalam birokrasi, terlebih yang selama ini sudah terbukti memberikan contoh yang baik bagi teriptanya iklim usaha yang berdaya saing bagi kesejahteraan masyarakat.
Dari dua kali hasil penyelenggaraan pemilihan langsung gubernur dan wakil gubernur di Sumut, menurutnya para pelaku jasa konstruksi belum merasakan dampak baiknya, utamanya dari sisi iklim usaha yang berdaya saing.
"Malah selama ini para kontraktor menjadi korban dari praktik monopoli dan kebiadaban para oknum pejabat. Karenanya di Pilgubsu 2018 ini, kami berharap lahir pemimpin yang betul-betul menjalankan birokrasi sesuai ketentuannya, jangan malah membiarkan birokrasi memberangus dan bahkan mengorbankan pelaku usaha," tukasnya.
Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut Edy Rahmayadi-Musa Rajecksah dan Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus.