Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) optimistis Geopark Kaldera Toba (GKT) akan masuk dalam UNESCO Global Geopark Network (UGGN) seperti yang diusulkan pemerintah, tahun lalu.
Wakil Gubernur Sumut, Nurhajizah Marpaung, mengatakan, laporan mengenai Geopark Kaldera Toba sendiri telah disampaikan pemerintah beberapa waktu lalu.
"Juni nanti, setelah lebaran tim asesor dari UNESCO akan turun untuk menilai apakah Danau Toba layak jadi geopark dunia atau tidak," katanya di sela-sela acara penandatanganan berita acara penyerahan perahu karet oleh Balai Wilayah Sungai, di Jalan AH Nasution, Medan, Rabu (9/5/2018) .
Pembenahan di lapangan pun terus akan dilakukan jelang kunjungan tim asesor UNESCO. Hasil dari semua tahapan ini, lanjut Nurhajizah, baru akan diketahui September 2018, apakah Danau Toba mendapatkan rekomendasi UNESCO atau tidak.
Geopark Kaldera Toba sudah masuk geopark nasional dan kini tengah diupayakan untuk masuk geopark global di bawah supervisi UNESCO agar bisa menarik minat wisatawan. Di Indonesia, baru dua kawasan yang masuk geopark global UNESCO, yakni Batur dan Gunung Sewu.
Geopark Kaldera Toba sebelumnya diusulkan menjadi geopark global pada 2014, namun masih ditolak UNESCO pada 2015. Pada 2017, pemerintah kembali mengusulkan kepada UNESCO yang tahapan penilaiannya akan dilakukan hingga tahun ini.
Dalam pemenuhan rekomendasi oleh UNESCO, pemerintah terus mendorong masyarakat untuk mengelola Danau Toba dengan lebih baik dan memperhatikan keberlangsungan lingkungan.
"Semua sudah kami koordinasikan, mulai dari pemerintah kabupaten, kecamatan hingga kepada desa. Dukungan dari masyarakat memang lebih penting," jelasnya.
Sebagai contoh, pelaku industri perhotelan di pesisir Danau Toba kini telah dilarang untuk membuang air limbah langsung ke danau. Limbah-limbah itu diolah lebih dahulu. "Setelah bersih, baru boleh dibuang ke danau," ungkapnya.
Selain itu, pemerintah juga terus melakukan upaya penghijauan di sekitar Danau Toba dengan tanaman produktif berumur panjang, seperti alpokat, mangga, aren, durian dan beberapa jenis tanaman lainnya. "
Ini hanya contoh. Masih banyak lagi yang akan dilakukan di sana, termasuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat dalam mengelola lingkungan," pungkasnya.