Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Kuala Lumpur. Pernyataan terbaru Najib Razak dinilai memunculkan keraguan apakah Mahathir Mohamad yang mantan mentornya, akan menggantikan dirinya sebagai Perdana Menteri (PM) Malaysia selanjutnya. Najib menyebut Yang di-Pertuan Agong yang akan menentukan PM Malaysia selanjutnya.
"Saya menerima keputusan rakyat," ucap Najib dalam pidato pertama usai koalisi Barisan Nasional (BN) yang dipimpinnya kalah dalam pemilu, seperti dilansir The Star, Kamis (10/5).
"Barisan (Nasional) berkomitmen menghormati prinsip-prinsip Parlemen. Tapi karena tidak ada satupun partai yang mencapai mayoritas sederhana, Agong (Yang di-Pertuan Agong) akan mengambil keputusan soal siapa yang akan menjadi Perdana Menteri," imbuh Najib.
"Di bawah ketentuan konstitusi, keputusan Yang di-Pertuan Agong didasarkan pada prinsip pihak yang akan meraih kepercayaan di antara anggota Dewan Rakyat," sebut Najib dalam pidatonya.
Hasil akhir resmi dari Komisi Pemilihan Umum Malaysia atau EC menunjukkan koalisi oposisi Pakatan Harapan (PH) yang dipimpin Mahathir meraih 113 kursi dari total 222 kursi Dewan Rakyat atau parlemen federal yang diperebutkan. Sedangkan koalisi BN hanya meraih 79 kursi.
Jumlah kursi yang didapat koalisi oposisi PH seharusnya lebih dari cukup untuk membentuk pemerintahan Malaysia yang baru, dengan Mahathir sebagai PM-nya. Namun diketahui juga bahwa koalisi PH terdiri atas empat partai politik, yakni Parti Tindakan Demokratik (DAP), Parti Keadilan Rakyat (PKR) yang dipimpin Anwar Ibrahim, Parti Amanah Negara (PAN) dan Parti Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM) yang dipimpin Mahathir.
Dari empat partai itu, PKR yang meraup kursi paling banyak dalam Dewan Rakyat. Dengan Anwar Ibrahim masih dipenjara atas kasus sodomi, istrinyalah, Wan Azizah Wan Ismail, yang memimpin PKR. Sejumlah pengamat politik menilai, bisa berarti istri Anwar Ibrahim-lah yang akan menjadi PM Malaysia selanjutnya.
Namun analisis lain menyebut Najib hanya berargumen bahwa partainya, United Malays National Organisation (UMNO), yang memiliki kursi terbanyak di Dewan Rakyat dan seharusnya mendapat kesempatan untuk membentuk pemerintahan minoritas. UMNO yang mendominasi koalisi BN, tercatat meraih 54 kursi di Dewan Rakyat. Sedangkan PKR yang anggota oposisi PH hanya meraih 42 kursi.
Pidato Najib soal keputusan penentu PM Malaysia selanjutnya ada di tangan Yang di-Pertuan Agong ini semakin menambah ketidakpastian yang muncul usai juru bicara Kerajaan Malaysia menyatakan pelantikan Mahathir tidak akan digelar pada Kamis (10/5) ini.
Dalam pernyataan saat mengklaim kemenangan pada Kamis (10/5) dini hari, Mahathir menyatakan Yang di-Pertuan Agong akan menandatangani surat penunjukan dirinya sebagai PM Malaysia yang baru. Disebutkan juga bahwa seremoni pelantikan akan digelar di Istana Negara di Kuala Lumpur pada Kamis (10/5) pagi. (dtc)