Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS beberapa bulan terakhir mengalami depresiasi atau pelemahan. Pagi ini dari data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) nilai tukar dolar AS tercatat Rp 14.107.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menjelaskan pelemahan rupiah ini terjadi karena faktor eksternal dan internal. Agus menjelaskan, dari dalam negeri yang mendorong pelemahan nilai tukar terkait dengan neraca perdagangan Indonesia yang mencatatkan defisit sebesar US$ 1,63 miliar. Agus menyebutkan, banyaknya impor ini terjadi karena persiapan bulan Ramadan.
"Neraca perdagangan memang defisit, tapi bulan lalu masih surplus sekitar US$ 1 miliar. Ini sudah kami koordinasikan dengan pemerintah dan akan segera ditindaklanjuti," ujar Agus di Gedung BI, Jakarta Pusat, Jumat (18/5).
Agus menjelaskan untuk meningkatkan stabilitas nilai tukar rupiah BI berkoordinasi dengan pemerintah. Langkah pemerintah yang akan meluncurkan one single submission juga bisa mendongkrak investasi.
Kemudian untuk faktor dalam negeri yang harus diperhatikan adalah sejumlah kejadian yang turut mempengaruhi stabilitas sistem keuangan seperti aksi teror, meskipun hal itu tidak berdampak terlalu besar.
"Di dalam negeri juga ada tekanan, dan kita prihatin dengan kejadian bom itu, umumnya kondisi ini tidak berpengaruh ke stabilitas tapi kita juga tidak bisa menghindari jika ada sedikit dampak karena kejadiannya beruntun. Kami sambut baik upaya pemerintah untuk menangani ini," ujarnya.
Lalu dari sisi eksternal BI melihat adanya perkembangan di luar negeri khususnya Amerika Serikat (AS) yang ekonominya membaik. Kemudian kebijakan The Federal Reserve (The Fed) yang akan menaikkan suku bunga tahun ini dan tahun depan turut mempengaruhi gejolak nilai tukar.
"Sejak April memang pasar sudah berekspektasi akan ada kenaikan bunga The Fed. Tapi berdampak ke dunia termasuk rupiah," imbuh Agus.
Menurut dia untuk mengatasi hal ini, BI sudah melakukan peningkatan suku bunga acuan BI menjadi 4,5% dari sebelumnya 4,25% untuk menjaga stabilitas dan situasi ekonomi nasional.(dtf)