Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Setelah yang pertama 24 tahun lalu atau tahun 1994, baru kali ini Sumatera Utara menyelenggarakan kejuaraan nasional (kejurnas) catur. Waktu itu nama kejuaraannya Telkom Open. Kali ini bernama Kejuaraan Catur Piala Gubernur Sumatera Utara. Hal itu menandakan Sumut tidak serius melakukan pembinaan terhadap pecatur-pecatur berbakat yang ada. Padahal provinsi ini dikenal sebagai gudangnya pecatur yang tidak hanya berkiprah di tingkat nasional. Juga internasional.
Wakil Ketua Koordinator Lapangan Kejuaraan Catur Piala Gubsu, Jones Hutagaol mengungkapkan itu kepada medanbisnisdaily.com, Minggu (20/5/2018), di Lapangan Merdeka Medan. Gubernur Erry Nuradi menyelenggarakan kejuaraan persis di akhir masa jabatannya. Itu menjadi bukti lain dia tidak serius memperhatikan perkembangan olahraga catur di Sumut.
"Olahraga catur belum dianggap merupakan sesuatu yang penting dan serius dibina di Sumut," kata Jones di sela-sela menjalankan tugasnya mengawasi pertandingan 360 pecatur di Kejuaraan Piala Gubsu.
Menurutnya, warga Sumut menyambut antusias kejuaraan catur Piala Gubsu ini. Terbukti dari banyaknya calon peserta yang mendaftar. Banyak di antaranya yang tidak diikutkan karena tidak memenuhi persyaratan.
Pantauan medanbisnisdaily.com di Lapangan Merdeka, hari ini merupakan hari kedua pelaksanaan kejuaraan Piala Gubsu. Setiap pasangan calon yang bertanding di 180 meja akan memainkan sembilan partai. Dengan jumlah dua partai perhari, kejuaraan akan berakhir Rabu (23/5/2018). Selain tiga orang peraih juara yang akan diputuskan, juga ditetapkan 50 pecatur yang berhak mendapatkan apresiasi.
"Yang juara dan peraih apresiasi dipilih berdasarkan ranking perolehan nilai dari sembilan partai pertandingan. Ada aplikasi statistik penilaian yang akan memutuskan," ujar Jones yang juga kandidat wasit catur internasional dari organisasi catur dunia atau FIDE.
Selain pecatur dalam negeri, kejuaraan Piala Gubsu juga diikuti masing-masing seorang pecatur dari Malaysia dan Filipina. Mereka mengikuti di kualifikasi Junior Putri dan kejuaraan terbuka. Salah satunya dari dalam negeri adalah Grand Master Susanto Megaranto.
Jones memperkirakan peraih juara pertama maksimal akan mendapat nilai delapan. Dengan asumsi dua kali rumus dan tujuh kali menang atau sekali kalah dan delapan kali menang.