Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbinsisdaily.com-Medan. Kepala Dinas Perdagangan Kota Medan, Syarif Armansyah Lubis mengaku sudah bertemu Lurah dan petugas pasar murah di Kelurahan Helvetia Tengah untuk mengklarifikasi adanya penjualan harga bahan pokok di pasar murah diatas ketentuan.
Menurutnya, Lurah mengakui menjual harga kebutuhan bahan pokok diatas ketentuan yang telah ditetapkan. "Kata lurah nya, yang menaikkan harga itu kesepakatan penjaga. Saya bilang itu salah, harus dihentikan, dan penjaga lurah dikeluarkan (pecat)," ujar Bob-sapaan akran Syari Armansyah Lubis, Senin (21/5/2018).
Bob juga meminta kepada Lurah agar mengeluarkan petugas yang menaikkan harga jual bahan pokok pada Pasar Murah.
"Pengakuan yang jaga sama kami itu kesepakatan mereka yang menjaga. Gak tau juga kalau itu instruksi lurah, coba tanyakan lagi sama penjaganya," katanya mencoba mengelak.
"Yang datang itu, Lurah, Kepling dan 3 orang penjaga pasar murah di kelurahan," paparnya.
Sebelumnya, Bob menegaskan bahwa seluruh biaya operasional pasar murah di 151 titik sudah ditanggung oleh Dinas Perdagangan.
"Honor penjaga diberikan, ada 5 orang di satu titik. Barang diantar ketujuan, plastik diberikan, jadi tidak boleh menaikkan harga," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, panitia pelaksana pasar murah di Kelurahan Helvetia Tengah, Kecamatan Medan Helvetia nampaknya mencari untung dari even pelaksanaan pasar murah.
Pasalnya, panitia pasar murah yang berlokasi di kantor Lurah Helvetia Tengah menjual barang diatas harga yang telah ditetapkan oleh Dinas Perdagangan Kota Medan.
Sebagai contoh, harga beras medium Rp8.180/kg dari Dinas Perdagangan. Namun, pihak Kelurahan menjual kepada masyarakat Rp8.500/kg. Selain itu, gula Rp8.950/kg dijual Rp9.000/kg. Minyak goreng Madina Rp10.750/liter dijual Rp11.000. Telur 925/butir dijual Rp1.000/butir. Blue band Rp5.550/sachet, dijual Rp5.600. Sirup Kurnia Rp15.340/botol dijual Rp15.600.
Muchtar salah seorang petugas pasar murah di Kelurahan Helvetia Tengah saat ditemui medanbisnisdaily.com, Jumat (18/5/2018) mengaku daftar harga tersebut didapatnya dari lurah.
"Saya tugasnya cuma menjual," katanya.
Muchtar hanya tahu ada selisih harga Rp75/butir pada setiap penjualan telur. Selisih itu, kata dia, dimaksudkan untuk menanggulangi kerugian akibat kondisi telur yang pecah sebelum sampai ketangan masyarakat.
"Itu aja, selebihnya gak tahu. Kadang memang ada telur yang pecah, masyarakat kan tidak mau kalau sudah pecah, dikembalikan ke gudang tidak bisa. Makanya kami tanggulangi," tuturnya.