Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Bank Indonesia (BI) menyebut keuntungan bunga bersih atau net interest margin (NIM) perbankan nasional saat ini masih terlalu tinggi. Gubernur BI Agus Martowardojo menyebutkan saat ini rata-rata NIM perbankan masih di kisaran 5% padahal idealnya NIM harus 2,5%.
Berikut daftar keuntungan bunga bersih dari sejumlah bank besar :
Berdasarkan laporan keuangan bank BUMN, Bank Rakyat Indonesia (BRI) kuartal I 2018 membukukan NIM sebesar 7,49% Sedangkan laba bersih BRI tercatat Rp 7,42 triliun atau tumbuh 11,4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Bank Mandiri mencatatakan NIM sebesar 5,82%. Kemudian untuk perolehan laba bersih Bank Mandiri mencatatkan Rp 5,9 triliun naik 43% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Bank Tabungan Negara (BTN) mencatatkan NIM 4,21% lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 4,32%. Pada kuartal I 2018 BTN mencatatkan laba bersih sebesar Rp 684 naik 15,13% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 594 miliar.
Bank Central Asia (BCA) mencatatkan margin bunga bersih sebesar 6,1% turun dibandingkan posisi kuartal I tahun lalu 6,3%. Laba bersih BCA tercatat Rp 5,51 triliun atau tumbuh 10,42% dibandingkan period yang sama tahun lalu Rp 4,99 triliun.
BUMN lain, Bank Negara Indonesia (BNI) mencatatkan pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) sebesar Rp 8,4 triliun tumbuh 9,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 7,7 triliun. Untuk laba bersih BNI tercatat Rp 3,66 triliun atau tumbuh 13,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Mengutip statistik perbankan Indonesia (SPI) periode Maret 2018 NIM perbankan nasional tercatat masih di kisaran 5,07% atau Rp 343,58 triliun dari rata-rata total aset produktif sebesar Rp 6.782 triliun.
Aset produktif adalah penyediaan dana bank untuk mendapatkan penghasilan. Kegiatannya antara lain berbentuk kredit, surat berharga, penempatan dana antar bank, tagihan akseptasi, tagihan surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali, tagihan derivatif, penyertaan dan transaksi rekening administratif.
Sebelumnya Gubernur BI Agus Martowardojo menjelaskan Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat NIM tertinggi di dunia.
"Oh tadi bahasanya terlalu baik, karena mungkin Indonesia adalah salah satu yang (keuntungan dari bunga bank-nya) paling tinggi di dunia. Banyak orang mau bikin bank di sini tapi tidak mau ke luar negeri karena terlalu indah investasi di sini," kata Agus dalam rapat kerja di Komisi XI DPR, Jakarta, Selasa (22/5).
Dia menjelaskan, untuk pendapatan bunga bersih tersebut idealnya separuh dari NIM yang ada sekarang. "Di Indonesia NIM 5%, idealnya 2,5%, ini baru efisien tentu BI akan bantu dari kebijakan makroprudensial," ujarnya. (dtf)