Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Universitas Sumatera Utara (USU) termasuk salah satu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) paling digemari di Indonesia. Sejumlah riset bahkan menyebut, di Pulau Sumatera, kampus ini berada di posisi pertama PTN incaran calon mahasiswa.
Sayangnya dalam beberapa hari ini, kampus yang terletak di Padang Bulan Medan ini terus mendapat sorotan masyarakat. Beberapa kasus yang muncul dalam beberapa hari ini antara lain, ujaran kebencian salah seorang dosen, pemecatan secara sepihak seorang mahasiswanya, sampai dugaan seorang oknum dosen melakukan pungli kepada mahasiswanya.
Padahal dalam Festival Konstitusi dan Anti Korupsi yang digelar bersama MK, KPK, MPR, Kepolisian, dan Pemrov Sumut, di Kampus USU, beberapa waktu lalu, USU telah mendeklarasikan diri sebagai kampus yang tegas menolak korupsi.
Terkait itu sejumlah alumni USU ikut angkat bicara. Salah satunya Sri Rm Simanungkalit. Sri menyebut USU harus memperbaiki diri. Jangan ekslusif. USU harus lebih terbuka dan membuka diri kepada masyarakat. Misalnya soal rekrutmen tenaga pengajar. Setahu saya prosesnya masih tertutup, kata Sri kepada medanbisnisdaily.com, Rabu (23/5/2018)
Sri juga menyoroti soal dosen USU yang tersandung hukum karena kasus bom pengalihan isu. "Dosen itu bukan hanya seorang intelektual, tapi juga seorang guru. Kok ikut-ikutan dalam ujaran tak jelas," kata Sri.
Alumni USU lainnya, Novendi Pakpahan angkatan 1998, menegaskan USU tidak lagi seperti dulu. Sangat disayangkan USU jadi seperti ini. Padahal kampus ini adalah representasi pluralisme di Indonesia.
"Sumut disebut miniatur Indonesia. Kalau bicara Sumut berarti bicara USU," katanya.
Rektor USU Prof Runtung Sitepu menyatakan, USU akan terus berperang melawan korupsi. Akan terus melakukan perbaikan. Termasuk akan bersikap tegas terhadap seluruh civitas akademika yang tersandung kasus hukum, katanya beberapa waktu lalu.