Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Pemerintah menilai aksi yang dilakukan warga Malaysia membantu mengurangi utang negaranya dengan melakukan penggalangan dana tidak perlu diikuti oleh masyarakat Indonesia. Staf Khusus (Stafsus) Presiden Joko Widodo Bidang Ekonomi Ahmad Erani Yustika kondisi ekonomi nasional dengan Malaysia pun menjadi salah satu hal yang mendasari tidak perlunya masyarakat mengikutinya.
"Saya kira kasus di Indonesia dan Malaysia pasti tidak sama, dan data-data di Indonesia data ekonomi termasuk utang tidak ada yang mengkhawatirkan, sehingga seluruhnya masih bisa dikelola oleh pemerintah dengan menggunakan instrumen-instrumen yang biasa di gunakan," kata Erani saat dihubungi, Jakarta, Sabtu (26/5).
Erani mengungkapkan, pemerintah juga telah mengelola dan menjaga perekonomian sesuai APBN. Contohnya utang, rasionya terhadap produk domestik bruto (PDB) baru mencapai 29% atau masih jauh dari batas UU yang sebesar 60%.
"Kembali kepada pertanyaan tadi, saya rasa tidak ada hal yang diperlukan oleh pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang di luar domain pemerintah itu, seperti yang dikerjakan di Malaysia," tambah dia.
Menurut Erani, aksi masyarakat yang melibatkan pemerintah sejauh ini lebih pada isu-isu yang langsung menyentuh kepada masyarakat, mulai dari kesehatan, pendidikan, bukan pada soal utang pemerintah.
"Kalau isu ekonomi itu masih ada dalam koridor kesanggupan pemerintah, toh pada akhirnya isu membayar utang dan seterusnya itu juga selama ini berasal dari warga misalnya dari disiplin membayar pajak," kata mantan Inspektur Jenderal Kementerian Desa PDTT itu.
Seperti diberitakan sebelumnya warga Malaysia ramai-ramai menggalang dana untuk mengurangi utang negara. Aksi itu dinamai 'Please Help Malaysia's yang bergerak di media sosial.
Seperti dilansir media Malaysia, The Star,Sabtu (26/5), aksi penggalangan dana 'Please Help Malaysia diprakarsai oleh Nik Shazarina Bakti. Dia mengampanyekan aksi tersebut melalui media sosial dan situs Go Get Funding.
Di halaman situs tersebut, Shazarina mengajak warga Malaysia dan dunia untuk berkontribusi mengurangi utang negaranya. Dia menulis napak tilas bagaimana perjuangan warga Malaysia juga pernah bersatu membantu pemerintah melalui sumbangan yang diberikan.
"Rakyat Malaysia pernah menyerahkan perhiasan, uang dan barang berharga mereka agar pemerintahan Tunku Abdul Rahman dapat mengumpulkan cukup uang untuk pergi ke London dan memproklamirkan kemerdekaan," tulis Shazarina.
"Banyak yang bertanya seberapa yakin uang yang dikumpulkan ini bakal diserahkan kepada pemerintah. Saya tahu, saya adalah orang asing bagi kebanyakan orang. Tapi percayalah, saya tidak akan mengantongi sepeser pun dana itu," lanjutnya. (dtf)