Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Komisi XI DPR mengajak agar tidak latah usai melihat aksi masyarakat Malaysia yang ingin membantu mengurangi beban utang. Anggota Komisi XI DPR Mukhamad Mibakhun mengatakan pemerintah Indonesia saat ini masih sanggup melunasi utang.
Berdasarkan catatan Kementerian Keuangan utang pemerintah per April 2018 mencapai Rp 4.180 triliun.
"Indonesia tidak perlu latah dan ikut-ikutan cara Mahathir mengambil upaya populis," kata Misbakhun saat dihubungi, Jakarta, Sabtu (26/5).
Misbakhun menjelaskan utang pemerintah sudah dibahas dengan DPR. Dia juga menilai, aksi-aksi penggalangan tersebut juga menjadi suatu pembelajaran bagi masyarakat.
"Seharusnya masyarakat di edukasi dengan benar bahwa ada aspek-aspek yang positif dan manfaat yang besar dari kebijakan utang yang diambil oleh negara seperti Indonesia dalam kebijakan utang sebagai salah satu sumber pembiayaan pembangunan," jelasnya.
Sehingga, Misbakhun bilang, jika ingin mengatasi utang maka bukan hanya dengan saweran tetapi dengan membayar pajak kepada negara.
"Jadi sebesar berapapun utang, negara tidak akan pernah negara meminta setiap individu warga negara untuk membayar utang negara karena mekanisme dan sistemnya sudah ada, yang utama adalah rakyat patuh dan taat dalam membayar pajak," tutur Misbakhun.
Diketahui, warga Malaysia ramai-ramai menggalang dana untuk mengurangi utang negara. Aksi itu dinamai 'Please Help Malaysia's yang bergerak di media sosial.
Seperti dilansir media Malaysia, The Star,Sabtu (26/5), aksi penggalangan dana 'Please Help Malaysia diprakarsai oleh Nik Shazarina Bakti. Dia mengampanyekan aksi tersebut melalui media sosial dan situs Go Get Funding.
Di halaman situs tersebut, Shazarina mengajak warga Malaysia dan dunia untuk berkontribusi mengurangi utang negaranya. Dia menulis napak tilas bagaimana perjuangan warga Malaysia juga pernah bersatu membantu pemerintah melalui sumbangan yang diberikan.
"Rakyat Malaysia pernah menyerahkan perhiasan, uang dan barang berharga mereka agar pemerintahan Tunku Abdul Rahman dapat mengumpulkan cukup uang untuk pergi ke London dan memproklamirkan kemerdekaan," tulis Shazarina.
"Banyak yang bertanya seberapa yakin uang yang dikumpulkan ini bakal diserahkan kepada pemerintah. Saya tahu, saya adalah orang asing bagi kebanyakan orang. Tapi percayalah, saya tidak akan mengantongi sepeser pun dana itu," lanjutnya. (dtf)