Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Pekalongan. Berfungsinya jalur tol trans Jawa sejak tahun lalu (2017), membuat perajin oleh-oleh khas Pantura, terutama batik berharap saat arus mudik dan arus balik lebaran tahun ini tidak seburuk tahun lalu.
Mereka pun berharap, pemudik mampir di Pekalongan untuk belanja oleh-oleh berupa kain batik.
Pada tahun lalu, omzet penjualan batik mengalami penurunan lebih dari 50 persen. Padahal tahun lalu jalur tol masih bersifat darurat. Banyaknya pemudik yang menggunakan jalur tol, membuat pasar-pasar grosir batik di sepanjang jalur Pantura sepi pengunjung.
Kekhawatiran para perajin batik di Pekalongan ini bukan tidak beralasan. Jalur tol di Kabupaten Pekalongan, tidak memiliki exit tol, yang bisa mengarahkan para pemudik untuk mampir ke pasar grosir batik di sepanjang Pantura.
Seperti apa yang diungkapkan Ketua Kamar Dagang Kabupaten Pekalongan, H Failasuf saat ditemui, Sabtu (2/6).
"Kita lihat pada tahun 2017 kemarin, omzetnya menurun sampai 50 persen bila dibandingkan tahun 2016. Sekarang tahun 2018 ini, kita khawatir ada penurunan 70-80 persen," kata Failasuf yang juga perajin Batik Pesisir Pekalongan.
Menurutnya perkiraan penurunan omzet penjualan tersebut sangat dimungkinkan karena kondisi jalur tol saat ini lebih bagus ketimbang jalur tol darurat tahun lalu. Dengan begitu akan lebih banyak pemudik yang melintasi jalur tol ketimbang jalur pantura.
"Padahal, pasar-pasar grosir batik berada di sepanjang jalur Pantura. Namun demikian, kami selaku pengusaha tetap berikhtiar semaksimal mungkin," jelsnya.
Pihaknya berharap banyak untuk arus mudik tahun ini, ada pemberlakukan axit tol di Kabupaten Pekalongan, untuk menghidupkan kembali geliat batik di Pekalongan yang kian lesu.
"Kami minta solusi untuk yang pertama exit dari Pemalang tetap dilakukan dan untuk di Pekalongan ada exit kalaupun tidak bisa ya diberi kesempatan untuk dilakukan," jelasnya.
Menurutnya, penurunan omzet di tahun lalu, sangat pengaruh secara semangat dan emosional para pegiat batik.
"Harapan mereka para pemudik mampir ke sini, cemasnya kalau pemudik tidak mampir," katanya.
Sementara itu, para pedagang batik di Grosir Batik Pantura Wiradesa, dalam pengamatan detikcom tetap melakukan persiapan dengan penambahan stok dua kali lipat dibandingkan hari biasaya. Penambahan stok dua kali lipat ini tidaklah banyak, bila dibadingkan tahun-tahun sebelumnya yang bisa mencapai enam hingga tujuh kali lipat.
"Tahun kemarin (2017) menurun, sebelumnya bagus lagi, kesini-kesini tambah turun-turu terus (omzet penjualan)," Kata Hj Nur Asih pedagang di Pasar Batik Grosir Pantura. (dtc)