Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Kebutuhan rumah di Sumatera Utara sampai saat ini mencapai sekitar 70 ribu unit. Sayangnya, meski pembangunan perumahan terus berlangsung namun realisasi konsumen untuk memilikinya masih rendah.
Hal ini terungkap dari pernyataan Ketua DPD APERSI (Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia ) Sumut Irwansyah Putra di sela acara buka bersama anak yatim APERSI Sumut di Medan, baru-baru ini.
“Memang banyak unit dibangun, masing-masing asosiasi berporduksi, namun tolok ukurnya adalah capaian realisasi KPR bukan capaian unit bangun. Sampai tahun 2017 capaian baru sekitar 11 ribu unit. Padahal kita butuh 70 ribu untuk Sumut. Itu yang coba kita isi,” ungkap Irwansyah.
Di bagian lain Irwansyah menyatakan backlog ( ketimpangan antara ketersediaan rumah dengan permintaan) di Sumut tidak akan pernah teratasi kecuali pemangku kepentingan benar-benar pro rakyat. Untuk itu –perlu deregulasi. “Kalau tidak ada deregulasi yang mumpuni, maka ini tidak akan pernah tercapai karena pertumbuhan penduduk terus bertambah setiap tahun,” ujarnya.
Seperti ketiadaan bank tanah (land banking) sampai saat ini. Menurutnya, sudah sejak beberapa tahun lalu dari asosiasi digalakkan supaya pemerintah membuat land banking. “Ketika ada bank tanah, harga tanah bisa dikontrol sesuai dengan poeruntukkannya, untuk MBR dimana untuk komersil dimana. Akan tetapi sampai saat ini pemerintah belum meluncurkan land banking tadi,” sebutnya.
Irwansyah menjelaskan, sejauh ini pasar Rumah MBR di Sumut cukup baik karena suku bunga cukup rendah hanya 5 % , akad kredit hingga 20 tahun dan uang muka rendah. Harga tertinggi unit rumah MBR Rp 130 juta dengan tipe 21-36 dan luas tanah minimal 60 meter persegi.
Acara buka puasa bersama anak yatim ini dihadiri langsung Ketua Umum DPP APERSI Junaidi Abdillah. Dalam sambutannya Junaidi mengatakan selama bulan Ramadhan ini pihaknya melakukan safari ke berbagai daerah untuk mendengar masukan-masukan dari BPD di setiap daerah terhadap permasalahan yang dihadapi untuk dicarikan solusinya. Turut hadir pimpinan Bank Tabungan Negara (BTN) Darminto dan sejumlah stake holder lain.