Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Sebuah spanduk berukuran 4X1 meter persegi terpajang di pojok bagian luar Taman Makam Pahlawan di Jalan Sisingamangaraja, Medan, Senin (11/6/2018). Persisnya menuju Jalan HM Jhoni. Sejak pagi hingga sekitar pukul 16.00 WIB, spanduk tersebut masih pada posisinya.
Bersama tulisan kalimat "Pilih Pemimpin yang Jujur" yang tampil di dalam spanduk, tertera gambar logo Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi). Bamusi merupakan ormas Islam yang merupakan sayap dari PDI Perjuangan. Untuk Kota Medan, Bamusi dipimpin Ade Darmawan yang juga kerap disapa ustaz.
Spanduk "Pilih Pemimpin yang Jujur" ini kemudian yang membuat gerah atau kepanasan lawan politik Ade. Saat pagi belum bergerak memasuki pukul 10, dua pesan singkat (SMS) berisi ancaman masuk ke handphone-nya. Persisnya pada pukul 09.49 WIB dengan nomor pengirim 081262279707.
Pesan singkat dari orang tidak dikenal itu meminta agar Ade segera melepas spanduk "Pemimpin Jujur" tersebut. Setidaknya sampai batas waktu sebelum Ashar. Jika tidak, "malaikat maut" akan menjemputnya. Artinya dia akan dihabisi. Atau bahkan juga keluarganya.
"Halal darahmu DJONGOS," demikian potongan ancaman yang ditujukan ke Ade tersebut.
Kepada medanbisnisdaily.com yang menjumpainya di kantor perusahaan travel PT Arrahman Berkah Wisata miliknya, Ade menyatakan sebanyak dua kali telepon diterimanya sebelum SMS masuk.
"Nomor teleponnya sama dengan si pengirim SMS, waktu saya angkat tidak dijawab. Barulah setelah itu SMS masuk," ujar Ade.
Kepada kepolisian di Polrestabes Medan, Ade sudah melaporkan pesan singkat berisi ancaman yang diterimanya. Dia sendiri sesungguhnya tidak merasa takut atau gentar oleh ancaman tersebut. Baginya hidup atau mati suratannya berada di tangan Tuhan.
"Kalau mereka memang benar kenapa main ancam, jadi jangan takut melawan kebohongan. Kalau Allah menginginkan, dalam waktu lima menit saya bisa mati," papar Ade.
Lawan politik yang membuat Ade mendapat ancaman dihabisi belum jelas entah siapa. Tapi dia dengan tegas menyatakan dari kelompok "sebelah".
Dua pekan terakhir Ade memang gencar membongkar dugaan kebohongan yang dilakukan calon Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi. Edy di berbagai media sosial dituduh menderita sakit stroke. Akibatnya, selama beberapa waktu dia menghilang dari sorotan publik.
Berkali-kali mantan Pangkostrad tersebut membuat pernyataan di hadapan wartawan bahwa dia tidak sakit. Adalah ibadah umroh yang dilakukan bersama istrinya yang menyebabkan dia "menghilang". Orang-orang menyebutnya sakit dimintanya bertobat.
Ade yang merupakan pengurus di Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umroh Republik Indonesia sangat paham cara membuktikan ketidakbenaran ucapan Edy. Edy ditantangnya memperlihatkan visa perjalanan umrohnya agar publik percaya bahwa dia tidak sakit.
Karena tak kunjung memenuhi tuntutan Ade, Edy yang juga pernah menjabat Pangdam I Bukit Barisan dituding berbohong. Tidak berani jujur.
"Berani jujur hebat, mari kita kampanyekan seruan itu agar rakyat Sumut tidak salah memilih pemimpin," kata Ade di acara pertemuan para relawan Djarot - Sihar (DJOSS) dengan Djarot di Jalan Cipto, Medan sore ini.