Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sangat berpengalaman mengikuti Pilgub Sumut. Bahkan, Paslon (Pasangan Calon) yang diusung PKS pada Pilgub Sumut 2008 dan 2013 selalu menang.
Maka dari itu, PKS paham betul bagaimana muncul kecurangan yang berpotensi dilakukan oleh penyelenggara pemilu, khususnya Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang bertugas di Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada hari pencoblosan 27 Juni 2018.
"Kami sudah memetakan dan melihat potensi kecurangan saat di TPS," ujar Sekretaris DPW PKS Sumut, Abdul Rahim Siregar, di Posko Pemenangan Eramas, Jalan A Rivai, Medan, Rabu (20/6/2018) sore.
Pertama, kata dia, ada paku di meja. Menurutnya, hal itu sudah pernah dialami oleh PKS.
"Ketika dilihat petugas KPPS jagoannya tidak dipilih, maka surat suaranya dicicil kembali dengan paku yang sudah ada, sehingga suara menjadi tidak sah," jelasnya.
Kedua, yakni petugas KPPS yang hendak membuka kertas surat suara pada proses perhitungan memiliki kuku yang panjang.
"Kalau dilihat petugasnya KPPS-nya yang dicoblos nomor 1 (Eramas), dicucuk kembali nomor 2 biar tidak sah suaranya," ungkap Rahim.
Ketiga, mobilisasi masa ke TPS. Dia menyebut hal itu terkadang sulit terpantau. Keempat, setelah perhitungan selesai yakni surat suara yang sudah tersimpan di kotak suara.
" Pernah pengalaman saya menjaga kotak suara pada satu kelurahan, dari kepolisian bilang gak usah terlalu dijaga kali kotak suara ini, biar polisi saja. Itu termasuk yang berbahaya," sebutnya.
Abul Rahim menambahkan, potensi kecurangan terjadi dilakukan oleh pihak penyelenggara. Maka dia berharap apabila ditemukan hal tersebut maka akan segera dilaporkan.
"Kami berharap Pilgub Sumut berjalan demokratis, tanpa kecurangan," tuturnya.
PKS dan seluruh parpol pengusung, lanjut dia, telah menyiapkan relawan ataupun saksi yang akan menjaga suara Eramas di 27.000 TPS.