Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Kuala Lumpur
Mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia, Najib Razak, bersikeras mengklaim aliran dana US$ 681 juta (sekitar Rp 9,4 triliun) yang ditransfer ke rekening pribadinya merupakan donasi dari Kerajaan Arab Saudi. Najib bahkan menyebut donasi itu diinstruksikan oleh mendiang Raja Abdullah.
Raja Abdullah bin Abdulaziz al-Saud yang berkuasa dari tahun 2005 hingga 2015, merupakan saudara tiri Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud yang kini berkuasa. Raja Abdullah telah wafat pada 23 Januari 2015.
Aliran dana US$ 681 juta ke rekening pribadi Najib itu pertama kali diungkap media AS, Wall Street Journal, pada Juli 2015. Aliran dana misterius itu diketahui ditransfer ke rekening Najib tahun 2013. Tahun 2016, Jaksa Agung Malaysia Mohamed Apandi Ali memastikan dana itu sebagai hadiah dari keluarga kerajaan Saudi dan tidak ada tindak pidana maupun korupsi di dalamnya.
Padahal penyelidikan otoritas Amerika Serikat (AS) menduga uang itu berasal dari dana 1Malaysia Development Berhad (1MDB) yang diselewengkan. AS melakukan penyelidikan setelah ada gugatan hukum terhadap aset-aset di wilayahnya yang diduga didapatkan dengan dana 1MDB.
Dalam keterangan terbaru saat wawancara eksklusif dengan Reuters seperti dilansir pada Kamis (21/6), Najib mengklaim saat itu dirinya telah mendapat kepastian dari mendiang Raja Abdullah bahwa Saudi akan mengirimkan donasi untuknya.
"Semua yang saya tahu, saya menerima nilai nominal bahwa ini datang dari Saudi, dari Raja Abdullah atas perintahnya, atas instruksinya," sebut Najib dalam wawancara dari Reuters yang dilakukan di Langkawi, saat Najib dan keluarga berlibur ke sana beberapa hari lalu.
"Dengan pemilu datang (saat itu), saya tidak ingin mendapatkan dana dari perusahaan-perusahaan karena mereka akan mengharapkan imbalan pada akhirnya. Jika saya punya sumber pendanaan, saya bisa mendanai pemilu dan saya juga bisa melakukan banyak pekerjaan CSR (corporate social responsibility) tanpa terikat pada siapapun. Itulah maksud saya sesungguhnya. Dan saya menganggap semuanya baik-baik saja," imbuhnya.
Lebih lanjut, Najib mengaku tak tahu soal setiap transaksi melibatkan rekening pribadinya. Menurutnya, dia telah menunjuk Nik Faisal Ariff Kamil yang merupakan Direktur SRC International, unit perusahaan 1MDB, untuk mengelolanya.
Beberapa waktu lalu, Komisi Antikorupsi Malaysia (MACC) merilis surat perintah penangkapan untuk Nik Faisal. Keberadaannya tidak diketahui pasti. Diketahui bahwa Nik Faisal bersama miliarder Malaysia, Low Taek Jho alias Jho Low, diburu MACC sejak penyelidikan dimulai Juli 2015. (dtc)