Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Pihak Istana Kepresidenan menepis pernyataan Ketum Gerindra Prabowo Subianto soal anggaran pembangunan LRT di Indonesia di-markup alias digelembungkan. Justru Istana menjelaskan ada penghematan dana dalam proyek LRT.
"Ini kan terkait dengan LRT kan hitung-hitungannya kan? Nanti diperhatikan dalam hitung-hitungannya bahwa dalam hitungan pemerintah terjadi penghematan sebanyak Rp 13 triliun," ujar tenaga ahli Kedeputian IV Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin, Jumat (22/6) malam.
Ngabalin menambahkan, proyek LRT yang digarap pemerintah tidak sepenuhnya menggunakan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Ngabalin mempertanyakan data apa yang dipakai Prabowo.
"Ingat, ini proyek pertama Indonesia yang tidak sepenuhnya menggunakan APBN. Mungkin sekitar 20-an persen. Itu kan dibilang tidak efisien atau di-markup. Yang paling pertama harus dibutuhkan data-data apa yang dipakai," jelas Ngabalin.
Seperti diketahui, Prabowo menuding biaya pembangunan LRT di Indonesia di-markup. Dia pun mengaku mengantongi data soal biaya pembangunan untuk LRT di dunia yang hanya berkisar US$ 8 juta/km. Sedangkan di Palembang, yang memiliki panjang lintasan 24,5 km, biayanya hampir Rp 12,5 triliun atau dengan kata lain US$ 40 juta/km. Prabowo menyebut data terkait indeks harga proyek LRT sedunia didapatnya dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"Saya tanya harganya berapa proyeknya. Rp 12,5 triliun. Luar biasa. Rp 12,5 triliun untuk sepanjang 24 km. Saya diberi tahu oleh Gubernur DKI yang sekarang, saudara Anies Baswedan, dia menyampaikan kepada saya: Pak Prabowo, indeks termahal LRT di dunia 1 km adalah 8 juta dolar," ujar Prabowo sambutan dalam acara silaturahmi kader di Hotel Grand Rajawali, Palembang, Kamis (21/6).
Saat dimintai konfirmasi mengenai pernyataan Prabowo, Anies justru meminta wartawan mencari data indeks harga proyek LRT sedunia itu sendiri. Di sisi lain, Tudingan Prabowo sudah dibantah oleh Kepala Proyek LRT Palembang, Mashudi Jauhar. (dtc)