Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) yang menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin menjadi 2%, ikut berimbas pada dunia usaha. Sampai ada kepastian dari The Fed, dunia usaha memutuskan tidak melakukan ekspansi.
"The Fed rencananya masih akan menaikkan suku bunga acuannya dua kali lagi. Tapi belum diumumkan kapan dan berapa besarannya. Nah, ini yang membuat dunia usaha memilih tidak ekspansi karena semua serba tak pasti. Karena banyak risiko jika tetap nekat untuk ekspansi," kata pengusaha Sumut yang juga pengamat ekonomi, Vincent Wijaya, Sabtu (23/6/2018).
Kebijakan The Fed memang mengakibatkan kurs rupiah rontok sejak pasar keuangan dibuka pasca libur lebaran pada Rabu (20/6/2018). Rupiah dibuka mendekati Rp 14.000 per dolar AS dan ditutup dikisaran Rp 13.920 hingga Rp 13.925 per dolar AS. Kemudian pada Kamis (21/6/2018), melemah lagi dan ditutup Rp 14.090 per dolar AS. Meski pada Jumat (22/6) ditutup menguat di level Rp 14.046 per dolar AS, mata uang negeri Paman Sam tersebut dinilai masih cukup kuat dan tetap berpotensi melemahkan nilai tukar rupiah.
Pergerakan nilai tukar rupiah-lah yang menjadi salah satu faktor yang membuat sebagian besar pelaku dunia usaha semakin berhati-hati dan memutuskan menahan ekspansi. Meski Bank Indonesia (BI) sudah memberi sinyal bakal menaikkan BI 7 Days Repo Rate pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) tanggal 27-28 Juni ini, tetap tidak bisa memberikan semacam jaminan bagi dunia usaha.
"Semua lebih menunggu kepastian The Fed. Baru ambil langkah mau ekspansi atau tidak," kata Vincent.
Tapi selain faktor eksternal, kondisi dalam negeri juga ikut mempengaruhi keputusan pelaku usaha. Salah satunya, tahun politik yang berlangsung hingga 2019. Pilihan tersebut karena pertimbangan perubahan setelah kepala daerah yang baru. Jadi daripada menyesuaikan lagi nantinya, lebih baik menunggu siapa kepala daerah terpilih.
Tapi setelah gelaran pilkada yang diperkirakan berjalan mulus serta rupiah sudah lebih stabil, pengusaha akan memulai berinvestasi kembali. Untuk saat ini, masih ada sejumlah sektor usaha yang tetap memikat banyak pemilik uang. Salah satunya sektor makanan.