Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Yogyakarta. Pemkot Yogyakarta tidak mempermasalahkan adanya usulan agar makam Pangeran Diponegoro di Makassar dipindah ke Yogyakarta. Namun pemkot mengingatkan bahwa wacana tersebut kompleks dan harus mempertimbangkan sejumlah hal.
"Banyak sekali permasalahan, kompleksitas kalau kita membicarakan tentang makam," kata Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi kepada detikcom di Bentara Budaya Yogyakarta (BBY), Selasa (3/7/2018).
Menurutnya, bagi masyarakat Jawa pemindahan makam juga harus mempertimbangkan kepercayaan setempat. Kemudian rencana tersebut juga harus disetujui oleh pemerintah dan pihak keluarga Pangeran Diponegoro.
Kemudian, lanjut Heroe, memindahkan makam terutama makam pahlawan nasional harus mempertimbangkan aspek sejarah. Terlebih makam Diponegoro di Makassar adalah jejak sejarah dan bukti bahwa beliau pernah berkiprah di sana.
"Kalau dari sisi sejarah mungkin di Makassar itu hanya ingin menunjukkan jejak pangeran Diponegoro. Jadi dimakamkan di Makassar karena ujung perjuangan Pangeran Diponegoro ada di sana," ungkapnya.
Namun dari sudut pandang lain, kata Heroe, juga bisa dilihat bahwa Pangeran Diponegoro adalah tokoh sentral Perang Jawa 1825-1830. Oleh sebab itu, diperlukan jejak sejarah untuk menunjukkan kiprahnya terutama di tanah kelahirannya di Yogyakarta.
"Tapi kan jejak (Pangeran Diponegoro) yang di Yogyakarta sendiri juga banyak. Ada museum Pangeran Diponegoro, ada macam-macam," ucapnya.
"Jadi ini persoalannya adalah bagaimana kita melihat (sudut pandang) permasalahannya saja," pungkas dia.
Sebelumnya, Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto memiliki keinginan memindahkan makam Pangeran Diponegoro dan Imam Bonjol ke tanah kelahirannya. Prabowo juga mengajak sejumlah tokoh untuk bersama-sama mewujudkan keinginannya. (dtc)