Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Ratna Sarumpaet marah dan mencak-mencak karena upaya pencarian korban kapal tenggelam KM Sinar Bangun di Danau Toba dihentikan. Dia pun sempat cekcok dengan Menteri Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan di Pelabuhan Tigaras, Simalungun, Senin 2 Juni lalu.
Ratna Sarumpaet sepertinya asal bicara saja tanpa terlebih dahulu mempelajari apa yang terjadi dengan proses pencarian. Misalnya tentang kedalaman Danau Toba yang tidak dapat begitu saja diselami. Seperti diberitakan sebelumnya, Basarnas bersama tim terkait telah menemukan KM Sinar Bangun di kedalaman 1.600 kaki atas sekira 450 meter. Bisa dibayangkan kedalaman itu.
Di kalangan penyelam, kedalaman 450 meter tidak dapat dianggap sebelah mata. Menurut salah seorang penyelam, Cahyo Pramono, yang pernah menggeluti hobi menyelam, pada kedalaman 100 meter lebih, penyelam bisa mengalami kebutaan bahkan berpotensi kematian akibat tekanan air dan semakin tingginya kadar nitrogen dalam air.
"Rata-rata matahari tembus dan menghidupi biota laut dikedalaman 1- 20-an meter. 20 - 30 meter warna sudah mulai berubah, karena proses pembiasan cahaya matahari oleh air laut, yang terlihat umumya hanya abu-abu dan hitam. Makanya filter merah dan lampu sangat penting untuk fotografi bawah laut," jelasnya seperti ditulisnya di akun Facebook-nya, Rabu (4/7/2018).
Tiap 10 meter, tekanan naik 1 bar. Artinya tubuh makin terhimpit dan molekul udara semakin merapat di dalam tubuh. Mekanisme jumlah udara yang kita hirup dan metabolisme tubuh mengelola oksigen dan nitrogen yang kita hirup dengan respon khas.
Saat kita menyelam, akibat terjadinya peningkatan tekanan, maka udara yang ktia hirup lebih banyak dari biasanya. Seperti kita ketahui bahwa udara yang kita hirup saat menyelam adalah mayoritas Oksigen dan Nitrogen. Peningkatan oksigen yang dihirup akan berdampak positif bagi metabolisme tubuh, namun gas nitrogen tidak digunakan oleh tubuh kita.
Maka akibatnya, gas nitrogen akan terakumulasi di dalam tubuh penyelam proporsi dengan durasi menyelam dan kedalaman penyelaman. Dengan kata lain, semakin dalam kita menyelam, semakin lama kita menyelam, maka akumulasi nitrogen didalam tubuh penyelam akan semakin banyak.
"Biasanya di bawah 30, penyelam sudah berpotensi kena "racun nitrogen", khususnya jika penyelam tidak mematuhi aturan dasar dalam hal kecepatan turun. tanda-tanda keracunan itu adalah sepeti mabuk alkohol, rasa senang dan bahkan sering terjadi penyelam ketawa-ketawa sendirian di bawah air," katanya.
Menyelam lebih dari 100 meter akan mengakibatkan kehilangan kesadaran, kebutaan bahkan kematian. Mengapa hal ini terjadi? Karena sesuai dengan Hukum Tekanan Dalton: “Jumlah tekanan pada zat gas sama dengan jumlah tekanan pada zat cair”. Semakin dalam kita menyelam, tekanan udara akan semakin besar, sehingga semakin banyak jumlah nitrogen yang larut dalam darah. Kenaikan konsentrasi nitrogen dalam darah akan merangsang jaringan syaraf sehingga menimbulkan efek alkohol atau narkotik.
Belum lagi kompresinya. kalau kita bawa botol Aqua tertutup yang tanpa isi air, pada kedalaman 50-an maka botol itu akan mengempes dan lepes seperti dua kertas yang lengket.