Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Hasil memalukan dikalahkan Persipura 3-1 di Teladan, Kamis (13/7/2018) malam dan rentetan hasil buruk yang diterima PSMS sebelumnya, berimbas pemecatan kepada Pelatih utama PSMS Medan Djadjang Nurjaman.
Manajemen PSMS Medan akhirnya secara resmi memberhentikan Djadjang Nurjaman sebagai pelatih PSMS. Hal ini dikarenakan pihak manajemen beranggapan pelatih asal Bandung tersebut telah gagal membawa PSMS bersaing di Liga 1 saat ini dan menduduki peringkat paling bawah didasar klasemen sementara Liga 1 .
"Ya resmi diberhentikan, saat ini yang bersangkutan tidak akan menjadi pelatih PSMS Medan saat ini, hal ini berdasarkan evaluasi manajemen melihat keadaan PSMS saat ini yang terpuruk didasar klasemen Liga 1," ujar Sekretaris PSMS Julius Raja saat dihubungi, Jumat (13/7/2018) siang.
Pria yang akrab disapa King ini mengatakan, opsi pendepakan sang pelatih yang akrab disapa Djanur itu sudah ada beberapa waktu lalu. Opsi tersebut murni karena melihat penampilan PSMS dan tidak dipengaruhi hal lain.
"Tidak ada, murni melihat PSMS bermain buruk saat ini. Bahkan saat ini kami sudah rancang tiga sosok (pelatih pengganti)," tegasnya.
King juga mencoba menjawab tentang kabar banyaknya masalah dalam internal tim yang sempat disebutkan Djanur usai laga Persipura yang membuat daya juang pemain drop. Jika dugaan soal keterlambatan gaji dan bonus, King menampiknya.
"Pemain gajian, enggak telat. Bonus sesuai yang dikasih. Menang dikasih, kalah juga dikasih. Bahkan kami sudah habiskan Rp510 juta untuk sekali menang dan dua kalah yang lalu. Kalahpun dapat bonus kok," jelasnya.
Sementara itu Djanur saat dihubungi mengatakan, Sebetulnya dia sudah pelajari, ada skenario yang dilakukan PSMS kepada dirinya untuk memberhentikan dia dari kursi kepelatihan, mulai dari datangkan Suharto sebagai assisten dan memecat dua assistennya sebelumnya tanpa memberi tahu kepada dirinya terlebih dahulu.
"Sudah ada sekenario yang manajemen buat kepada saya agar saya tidak betah di PSMS, mereka melihat saya tidak juga mengundurkan diri, sehingga mereka mengambil keputusan untuk memecat saya," ujar pelatih berusia 53 tahun tersebut.
Djanur mengaku, hubungan dia dengan pihak manajemen sudah tidak baik saat pergelaran Piala Presiden kemarin namun pelatih yang membawa Persib Bandung juara Liga 1 tahun 2014 silam ini enggan menjelaskan permasalahan apa yang terjadi yang membuat hubungannya memburuk dengan manajemen PSMS.
"Yang jelas saya terima keputusan ini, ini biasa dunia pelatih, masa saya harus menangis, saya punya keyakinan bisa membawa PSMS untuk bangkit dari keterpurukan, namun apa boleh buat ini sudah jadi keputusan mereka," tandas Djanur.
Djanur juga memberikan pesan kepada pihak manajemen untuk menyelamatkan PSMS jangan sampai terdegradasi dari Liga 1, karena kata Djanur dia sudah susah payah untuk membawa PSMS masuk Liga 1 dan saya yakin PSMS bisa bangkit asal manajemen benar-benar bergerak cepat dan berbuat nyata.
"Saya mengucapkan terima kasih kepada suporter PSMS yang selama ini mendukung saya, ditempat lain mungkin saya sudah dihajar atau dimaki-maki tapi suporter Medan sangat baik untuk saya, saya ucapkan terima kasih," pungkas Djanur.