Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mendorong Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (NU) dapat melahirkan para dai yang dapat diklarifikasi masayarakat terkait isu radikalisme hingga terorisme. Menurut JK, spirit masyarakat saat ini menunjukkan sisi positif.
"Kunjungan Lembaga Dakwah PBNU kepada Pak Wapres mengenai Rakernas, karena Rakernas ini menjadi penting, karena Pak Wapres bilang bahwa spirit masyarakat untuk beragama sekarang menunjukkan sisi positif, tetapi juga ada sebagian kecil yang justru memanfaatkan itu untuk menyebarkan hate speech, isu tentang toleransi, radikalisme, bahkan terorisme," ujar Ketua Lembaga Dakwah PBNU, Maman Imanulhaq, usai menemui JK di Kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (17/7/2018).
Untuk itu, JK memandang perlu bagi lembaga dakwah PBNU mengeluarkan database dan mengidentifikasi para dai yang dapat diklarifikasi terkait hate speech, isu toleransi, radikalisme, hingga terorisme.
"Makanya, beliau (JK) mengatakan bahwa lembaga dakwah PBNU pertama harus mengeluarkan database yang mengidentifikasi para dai di tiap wilayah sampai ke tingkat bawah di tingkat desa, dan dai-dai harus mempunyai klarifikasi," kata Maman.
Pertama, setiap dai dikatakan Maman harus memiliki pemahaman Keislaman sebagai spirit untuk transformasi dan perdamaian. Dai juga harus memahami Keindonesiaan, dan kemanusiaan.
"Beliau pun memberikan kami advice agar menguasai sosial media karena peperangan kita ada di battle of online sosial media. Sehingga para kyai, para ustaz di lembaga dakwah PBNU yang memang mengakar sampai tingkat kampung, desa, tidak sekedar memahami materi Keislaman, tetapi juga bagaimana itu bisa diakses oleh masyarakat secara luas terutama anak-anak muda," ungkapnya.
Maman mengungkapkan, menjelang Pemilu dan Pileg 2019, lembaga dakwah PBNU hendak memberikan pemahaman kepada pemimpin-pemimpin keagamaan agar memiliki perspektif kebangsaan yang kuat. Selain itu, lembaga dakwah PBNU juga akan akan masuk ke partai politik untuk memberikan pemahaman.
"Kedua, anak-anak muda itu kan punya semangat untuk mengajari agama, tetapi kadang-kadang salah guru, bertanya kepada yang salah, akhirnya menjadi salah. Yang ketiga adalah kandidat partai politik, makanya lembaga dakwah PBNU pun akan masuk partai apapun," jelasnya.
Kepada partai politik, lembaga dakwah NU akan memahamkan bahwa politik untuk kemaslahatan. Politik bukan untuk politik identitas, Sara, dan juga bukan memanfaatkan agama untuk memecah belah bangsa.
"Dan yang terakhir, Beliau juga setuju juga lembaga PBNU ini akan punya gedung dakwah, tempat di mana orang pertama mendapat informasi yang benar tentang Islam Indonesia, Islam nusantara dan juga Islam moderat dan, Islam toleran," tuturnya.
"Yang kedua tempat itu merupakan tempat sebagai kaderisasi di mana kita akan memberikan materi kepada para dai, itu tidak sekedar masalah keislaman keagmaan, tapi bagaimana pemerintah dakwah ekonomi syariah pariwisata dan juga penguatan anak-anak muda," lanjutnya. dtc