Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Diawali tiga tahun lalu, sekelompok anak muda dari Rumah Karya Indonesia (RKI) di Desa Paropo, Kecamagan Silahisabungan, Kabupaten Dairi, tertarik dengan kekayaan seni dan budaya serta alam sekitarnya, lalu berinteraksi lebih intens.
Mereka lalu membuat kegiatan yang diberi nama Silahisabungan Arts Festival (SAFe). Berbagai kegiatan digelar yang berhubungan dengan kesenian dan kebudayaan masyarakat. SAFe ini menjadi cikal bakal Tao Silalahi Arts Festival (TSAF).
Ojak Manalu, Direktur TSAF, mengatakannya dalam konferensi pers TSAF di D'Kaldera Coffee, Selasa malam (17/7/2018). Menurutnya, baik SAFe maupun TSAF memiliki semangat dan.tujuan yang sama , yakni memperkenalkan seni dan budaya serta alamnya yang indah.
"Dasar kami berkegiatan di sini adalah supaya bisa lebih intens lagi dalam berproses menambah khazanah kesenian dan kebudayaan," katanya.
Dikatakannya, berbicara TSAF, pihaknya.mencoba merefleksikan yang sudah dilakukan RKI sejak tiga tahun lalu.
Mereka dulu datang ke sebuah desa di Kecamatan Silahisabungan di Dairi. Dia kemudian berkenalan dengan seorang anak muda bernama Hermanto Situngkir.
Dikatakannya, dari situ kemudian RKI menggelar camping massal. Tidak.hanya sekadar camping karena di dalamnya juga diisi berbagai kegiatan.kesenian dan kebudayaan. Awalnya hanya diikuti oleh beberapa tenda saja.
"Seiring waktu hingga sekarang, ada dinamika di sana, muncul camping ground, ekonomi baru seperti area parkir, warung, dan wilayah ini semakin dikenal luas, menjadi destinasi wisatawan dan pecinta alam, bahkan tempat gathering perusahaan," katanya.
Dijelaskannya, pada tahun 2017 peserta SAFe bertambah. Dari puluhan tenda di tahun pertama, dalam setahun peserta bertambah menjadi 300 dari masyarakat, 80 seniman, 1.000 penonton lokal, 500 wisatawan asing, dan 3.000 orang menjadi peserta di camping ground.
Saat ini, kata dia, jumlah pengunjung camping ground mencapai 700-800 orang/minggu. Jika bertepatan hari libur, jumlahnya bisa 'membengkak' menjadi 2.000 orang.
"Dampak ini di luar predikai kami. Harapan kami, bisa memunculkan ekonomi kreatif, meningkatkan ekonomi masyarakat. Makanya, harapan kami, seluruh desa di Kecamatan.Silahisabungan menjadi desa wisata," katanya.
Berbicara TSAF, kata dia, sebagai kelanjutan SAFe, yang berangkat dari semangat geopark kaldera Toba, akan diisi dengan beberapa kegiatan, seperti festival seni dan budaya, cross culture music, minum kopi 4.000 orang dan camping 1.000 tenda.