Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Bertepatan dengan Hari Anak Nasional (HAN) yang jatuh pada tanggal 23 Juli 2018, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) kampanyekan imunisasi Measles Rubella (MR) Fase 2 atau yang dikenal dengan Campak Jerman.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan mengenai surveilans Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).
Ketua Pimpinan Pusat (PP) Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr dr Aman B Pulungan SpA(K) FAAP mengatakan saat ini paling penting adalah melakukan pemerataan Imunisasi MR. Mengingat Imunisasi MR paling sulit di jangkau di luar pulau Jawa.
"Fase pertama hanya di Pulau Jawa dengan targetnya hampir 100%, dimana seluruh stakeholder ikut mendukung dan bekerja sama untuk mengkampanyekan imunisasi MR ini, bahkan seluruh kepala daerah turun. Di sini di Sumut ini, kepala daerahnya gak ada. Padahal kegiatan ini juga kerja sama dengan, WHO, Unicef dan lainnya. Kalau kepala daerah nggak tahu MR bagaimana lagi untuk masyarakat," katanya kepada wartawan dalam Seminar Media, di Santika Premiere Dyandra Hotel, Medan, Senin (23/7/2018).
Ia menambahkan, secara nasional baru satu pulau dan 6 provinsi, sisanya termasuk di Sumut yang belum sukses ada imunisasi ini. Untuk itu, ia mengatakan pada Agustus dan September 2018 ini imunisasi ini harus jalan dan harus di kawal.
"Kita harus kawal ini, karena kita sudah komitmen terhadap dunia bahwa kita sanggup. Namun, di kegiatan ini kepala daerah lun tak ada," cetusnya.
Menurutnya, memang di Sumut belum ada punya data mengenai Rubella ini, namun Saat itu sudah kerjasama dengan Amerika untuk membuat registry di center- centre pelayanan kesehatan untuk tangani Rubella Syndrome dan saat ini memang belum sampai 100 data namut terus bertambah.
"Sumut harusnya cukup banyak, data bisa dari dokter mata, THT, jantung saraf dan lainnya. Namun, masalahnya selama ini dilihat terpisah-terpisah padahal di Rubella syndrome ini ada pada tanda-tanda pada gangguan mata, THT, jantung syaraf. Karena Rubella Syndrome bisa dari katarak dan gangguan pendengaran," terangnya
Sementara, Ketua IDAI Cabang Sumut Prof dr Munar Lubis SpA(K) juga mengatakan, Rubella Syndrome dan Campak paling banyak di daerah Tapanuli Utara dan sekitarnya. Contoh kasus di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik kasus campak masih tinggi.
"Bahkan di Nias Selatan tidak pernah ada imunisasi tapi laporan bagus. di Singkuang, Madina penelitian mengenai stunting dan imunisasi membuat sedih karena tak pernah imunisasi. Ada sebagian memang masyarakat tak mau karena takut anaknya habis imunisasi akan kejang dan lainnya. Tapi komunikasi ini belum sampai ke bawah apa manfaat dan gunanya imunisasi sebab di daerah yang berperan hanya mantri saja. Untuk itu mari sama-sama kita kawal ini dan kampanyekan imunisasi ini," pungkasnya dan mengatakan data seluruhnya diserahkan ke dinas kesehatan.
Menurutnya pemerintah kurang peduli dengan masalah Campak dan Rubela. Terbukti, di sejumlah daerah pelosok dirinya menemukan banyak masyarakat yang belum mendapat imunisasi. Hal ini terjadi antara ketidaktahuan masyarakat ditambah ketidakpedulian pemerintah.
"Bayangkan, untuk menuju ke Singkuang, itu menempuh waktu yang cukup banyak. Sampai 18 jam. Dengan waktu tempuh yang cukup banyak itu, pemerintah melalui dinas terkait berlasan vaksin akan rusak bila menempuh waktu yang cukup lama itu," ungkapnya.
Ia mengatakan, alasan tersebut merupakan alasan klasik yang dibuat-buat. Menurutnya, dulu sewaktu muda ketika dirinya menjadi dokter di Puskesmas, mereka bisa membawa vaksin ke pelosok-pelosok yang memakan waktu tempuh yang cukup banyak. "Jadi ini hanya asalah teknis saja kalau pemerintah mau," terangnya.
Dalam kegiatan itu juga diperkenalkan aplikasi Primaku yang berperan untuk memantau tumbuh kembang anak serta melakukan deteksi dini terhadap permasalahan anak.
Dalam aplikasi tersebut, orangtua bisa melihat grafik tumbuh anak, skrining perkembangan, stimulasi perkembangan, jadwal imunisasi dan artikel. Caranya donwload di Playstore atau Appstore kemudian masukkan nama anak, tanggal lahir dan jenis kelamin. Selanjutnya tambahkan data lahir anak untuk berat badan, tinggi badan, lingkar kepala sudah ada itu.