Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Balige. Petani Samosir, khususnya yang berada di Kecamatan Nainggolan, Pangururan dan Harian menjual hasil kebunnya, terutama kopi ke Balige yang dilakukan setiap pekan Jumat. Setidaknya ada 20 ton kopi petani Samosir dijual Pasar Balige yang diangkut kapal motor.
"Sudah rutinitas bagi petani dari wilayah Samosir untuk ke pekan Balige membawa hasil bumi, termasuk jenis kopi ateng setiap pekan minimal 20 ton akan tiba," ujar Sondang Harianja, petani Samosir, Jumat (27/7/2018), di Pelabuhan Balige.
Warga Kecamatan Nainggolan, Kabupaten Samosir ini mengatakan, jenis komoditi kopi ateng dari wilayahnya dibawa ke Balige menggunakan kapal motor(KM) sudah berlangsung sejak lama. Sebab,untuk mendapatkan tempat pemasaran lebih tepat di Balige dibanding di Samosir.
"Ini masalah geografis wilayah, untuk masyarakat di Nainggolan lebih cepat datang ke Balige dengan menaiki kapal," terangnya.
Senada disampaikan anak buah kapal (ABK) Risdon Nainggolan. Dia mengakui bahwa setiap pekan di Balige secara merata kapal motor dari Samosir baik dari Kecamatan Nainggolan, Pangururan maupun Harian pasti ada membawa kopi ateng. Apabila dijumlahkan komoditi kopi ateng ke Balige setiap pekan mencapai 20 ton/pekan.
"Jumlah itu minimal menurut saya, kalau pas lagi produksi banyak yah bisa melebihi bahkan sebelum pekan di hari Jumat sudah diseberangkan pada hari Kamis sebelum pekan," terangnya.
Transaksi kopi ateng di Pasar Tradisional Balige juga diakui salah seorang pengumpul atau toke, Br Nainggolan. Ia mengumpulkan 7 ton kopi ateng dari petani tiap pekan.
"Biasanya satu truk berkisar 5-7 ton," ucapnya menyebut jumlah toke di lokasi pelabuhan tidak hanya dia namun ada lebih dari lima toke.
Teks foto: Kopi ateng dari Samosir begitu tiba di Pelabuhan Balige disambut toke atau pengumpul.