Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Hubungan Partai Demokrat (PD) dengan PKS pernah tak akur di masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat tergabung dalam koalisi pada periode 2009-2014. Berpeluang kembali bergabung koalisi dengan PKS di Pilpres 2019, Demokrat tak khawatir.
"Saya pikir tidak (khawatir)," kata Wakil Ketua Umum PD Syarief Hasan kepada wartawan di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara Nomor IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (20/7/2018).
Syarief mengatakan partainya sudah memiliki banyak pengalaman berkoalisi dengan PKS. Dia mengaku banyak hal positif yang diambil Demokrat dari koalisi itu.
"Kami kan sudah banyak berpengalaman, berkoalisi dengan PKS, dan banyak hal-hal positif bisa kami raih di situ," ujar Syarief.
Syarief menuturkan kepentingan rakyatlah yang mempertemukan Demokrat dengan PKS dalam satu koalisi. Demokrat, yang dipimpin sang ketum, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), malam ini bertemu dengan jajaran PKS.
"Saya pikir sekali lagi untuk berkoalisi ini kan untuk kepentingan rakyat. Jadi mari kita pentingkan kepentingan rakyat, lebih bagus itu, kita utamakan dalam berkoalisi," terang Syarief.
Dalam catatan detikcom pada 2013, ada empat momen ketegangan hubungan Demokrat dengan PKS yang terjadi. Ketegangan itu terjadi selama PKS bergabung dalam Koalisi Setgab (Sekretariat Gabungan) pada era pemerintahan SBY periode kedua.
Saat menjadi mitra pemerintah SBY, Menristek dari PKS, yaitu Suharna Surapratana, di-reshuffle. Lalu saat pemerintahan SBY menaikkan harga BBM, PKS meneriakkan protes dengan alasan ingin sependeritaan dengan rakyat.
Selanjutnya, Luthfi Hasan Ishaaq ditangkap KPK atas kasus dugaan korupsi. Saat itu Lutfhi menjabat Presiden PKS. Pihak partai berlambang bulan sabit kembar itu menuding adanya ketidakadilan karena Luthfi ditangkap tanpa proses pemanggilan atau pemeriksaan sebelumnya.
PKS pun pernah khawatir eksistensinya di Koalisi Setgab hanya dimanfaatkan untuk kepentingan Demokrat dan Golkar, yang dinilai mendominasi koalisi.
Hari ini, Demokrat memutuskan berkoalisi dengan Gerindra, yang siap mengusung Prabowo Subianto sebagai capres. Gerindra diketahui sebagai mitra PKS sejak Pilpres 2014. Demokrat pun kini kembali mulai menjajaki koalisi dengan PKS. (dtc)