Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Sekjen Partai Nasional Demokrat (NasDem) Jhonny G Platte menilai Partai Demokrat (PD) gagal paham dengan pesan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada relawannya. Menurut Jhonny, Jokowi justru berpesan agar Pemilu 2019 dipenuhi kegembiraan.
"Pak Jokowi itu justru berpesan supaya pemilu nanti itu dilaksanakan dengan penuh kegembiraan, keramahtamahan agar partisipasi rakyat tinggi," kata Jhonny, Senin (6/8).
Jhonny menafsirkan maksud dari pesan Jokowi, 'berani jika diajak berantem', untuk menyemangati relawan agar jangan takut dengan ujaran kebencian, fitnah dan celaan.
"Untuk mengungkap kegembiraan, jangan ada rasa takut atau harus berani. Berani berhadapan dan diperjuangkan supaya pemilu kita gembira. Malau itu ditafsirkan dengan kekerasan, maka mindset mereka kekerasan, cara berpikir setelah itu kekerasan sehingga seakan usulan Pak Jokowi ditanggapi sebagai kekerasan," ujar Jhonny.
Jhonny mengatakan tudingan kekerasan yang dilontarkan Demokrat mengingatkan dirinya pada peristiwa Reformasi '98. Dia menyinggung rekomendasi dewan kehormatan militer saat itu.
"Ini membangun memori masyarakat bahwa tanda-tanda kekerasan dulu itu ada. Dulu kan kita tahu peristiwa kekerasan 98, rekomendasi dewan kehormatan militer," ucap Jhonny.
Diketahui rekomendasi dewan kehormatan militer itu adalah memecat Prabowo Subianto, yang kala itu berpangkat letnan jenderal (letjen) dan menjabat sebagai Pangkostrad.
Pak Jokowi tidak bawa gaya itu. Waktu itu kan peralihan kekuasaan dengan kekerasan. tetapi ternyata yang menang yang pakai demokrasi. Jangan ada rasa takut maksud Pak Jokowi, karena kalau ada rasa takut, lawan. Tidak ada kegembiraan dalam rasa takut karena kegembiraan ada di hati yang berani," tutut Jhonny.
"Itu maksudnya (pesan Jokowi) berani agar kegembiraan demokrasi dapat diwujudnkan. Kalau mindsetnya sebuah kekerasan, cara berpikirnya dan mindsetnya kekerasan, hal yang baikpun tetap yang diangkat sudut kekerasan.
Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean sebelumnya menyayangkan pernyataan 'berani jika diajak berantem' yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada relawannya. PD meminta Jokowi tidak berlaku seperti provokator.
Dia menilai pernyataan Jokowi tidak patut. PD menyarankan DPR memanggil Jokowi soal arahannya itu. "Sungguh ini tak layak, tak patut dan tidak etis. Saya pikir DPR harus memanggil presiden dan menegurnya karena ini bibit perang saudara," cetusnya dalam pesan singkat yang diterima detikcom.
Selain itu, Jokowi didesak menarik kata-katanya. "Presiden juga harus menarik kata-katanya, minta maaf salah diksi dan menganjurkan persaudaraan bukan perpecahan. Presiden kok mengamjurkan perkelahian? Ini salah dan harus ditegur," jelas Ferdinand. (dtc)