Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta
Ketua DPP Partai Hanura Inas Nasrullah Zubir menyebut Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto berada di ketiak sekelompok ulama karena seolah-olah tersandera hasil Ijtimak Ulama dalam menentukan cawapres. Partai Gerindra membalas Inas.
"Saran saya untuk Pak Inas daripada sibuk mengomentari Pak Prabowo, lebih baik urus parpol Anda yang oleh berbagai lembaga survei disebut parnoko: partai nol koma," ujar politikus Partai Gerindra Andre Rosiade, Rabu (8/8).
Andre menyebut pernyataan Inas sangat tidak etis. Menurut Andre, langkah politik Prabowo saat ini merupakan cara Prabowo merangkul dan menghormati tokoh-tokoh bangsa.
"Untuk itu beliau sering berkomunikasi dan silaturahmi dengan berbagai tokoh bangsa dalam rangka menyerap aspirasi," jelas Andre.
Manuver Prabowo menemui sejumlah tokoh, kata Andre, menandakan kalau eks Danjen Kopassus itu memang layak jadi pemimpin bangsa. Bagi Andre, pemimpin sudah seharusnya merangkul semua elemen.
"Pemimpin seperti Pak Prabowo inilah yang dibutuhkan bangsa Indonesia saat ini. Pemimpin yang mempersatukan bangsa, bukan pemimpin yang mengotak-kotakkan bangsa," jelas anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra itu.
Andre menduga pernyataan Inas yang menyerang Prabowo terpengaruh pidato Joko Widodo. Pidato yang dimaksud Andre ialah saat Jokowi menyampaikan arahan berani jika diajak berantem ke relawan di SICC, Bogor, beberapa waktu lalu.
"Pernyataan Pak Inas ini mirip-mirip dengan pernyataan Bang Ngabalin yang menyebut Pak Amien seperti comberan. Menurut saya, pernyataan Pak Inas dan Bang Ngabalin ini terpengaruh dari pernyataan Pak Jokowi yang di Sentul," ucap Andre.
"Kalau ini benar adanya, tentu ini membahayakan bagi demokrasi kita. Bahwa budaya politik yang santun semakin hilang karena pidato Pak Jokowi yang di Sentul," tutur caleg DPR RI dapil Sumbar I itu.(dtc)