Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Politikus PKB Farhat Abbas menanggapi pernyataan anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra Andre Rosiade yang mengungkit sejarah Farhat di Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) di bawah Sandiaga Uno. Farhat membalas dengan mengungkapkan apa yang telah Gerindra lakukan terhadap dirinya.
"Saya dengan Sandiaga Uno punya kedekatan emosional. Saya adalah kader Hipmi, saya sempat jadi Ketua (Hipmi) di DKI. Hubungan baik-baik saja, cuma dalam partai berbeda dengan bidang politik. Kalau hubungan pribadi sih nggak," tutur Farhat seusai acara pembekalan jubir Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Oria Hotel, Jl KH Wahid Hasyim, Jakarta pusat, Senin (13/8/2018).
Dia mengaku tidak lupa posisinya sebagai Ketua Hipmi DKI Jakarta, tapi Farhat mengatakan saat ini dia berpendapat hanya sebagai partai lawan dari Sandiaga Uno. Farhat pun mengungkit-ungkit soal dirinya gagal nyaleg lewat Partai Gerindra.
"Memang, ya memang dia ketua pusat, ketua, saya Ketua DKI pada zaman itu. Tapi kan tidak mengharuskan karena berbeda partai, bahkan sebelum 5 jam sebelum penutupan di KPU, saya masih menunggu kepastian dari Gerindra, tapi Gerindra mencoret karena ada alasan tertentu gitu katanya," ungkap pengacara kontroversial itu.
Farhat juga membandingkan Gerindra dengan PKB. Menurutnya, Gerindra dalam perekrutan caleg tidak transparan seperti PKB.
"Masih dapil yang saya masuk itu ada Fadli Zon dan Ahmad Dhani, sehingga saya berpikir adalah suatu permainan, jadi saya melihat sistem perekrutan kader dan caleg di sana caleg tidak transparan demokrasi seperti yang ada di partai lain, terutama PKB," tutur Farhat.
Meski begitu, dia menolak disebut 'sakit hati' atas perlakuan Gerindra yang telah membuatnya menaruh harapan saat pendaftaran caleg. Farhat pun menyebut apa yang terjadi terhadap dirinya sama seperti yang dialami kader Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Karena 'dicoret' Gerindra, Farhat pun memutuskan bergabung ke PKB yang mendukung Jokowi. Sebab, ia merasa Gerindra tak membutuhkan kontribusinya.
"Bukan sakit hati, tapi saya mengalami mungkin seperti AHY yang digadang-gadang jadi wakil (cawapres Ketum Gerindra Prabowo Subianto), namun tidak jadi, jadi saya yang harusnya dapat di (dapil) Bogor tidak jadi. Jadi saya berpikir, kalau orangnya tidak mau ditolong, kenapa kita harus menolong," sebut dia.
Sebelumnya, Partai Gerindra membalas tudingan Farhat Abbas yang menyebut Sandiaga Uno tak berprestasi. Gerindra mengungkit sejarah Farhat di Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi). "Di saat Sandiaga Uno Ketua Umum Badan Pimpinan Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia, Saudara Farhat itu pengurus DPD Hipmi Jaya. Masak Farhat pura-pura lupa, sih? Kan, Sandi Ketum Hipmi," ujar anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra Andre Rosiade kepada detikcom, Senin (13/8/2018). (dtc)