Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Langkat. Kalangan petani cabai di Desa Pasar Rawa, Kecamatan Gebang, dan Desa Securai, Kecamatan Babalan, Kabupaten Langkat dilanda kecemasan akibat cuaca panas dan tidak ada turun hujan lebih dari dua bulan. Pasalnya, tanaman cabai mereka layu dan terancam mati serta tidak tumbuh normal karena kekurangan air, selokan, parit dan sumur-sumur yang ada dilokasi penanaman cabai mereka, saat mengalami kekeringan, kondisi bedengan cabai juga kering kerontang.
Tidak hanya itu, petani cabai yang sedang panen juga tidak menggapai keuntungan dengan produksi cabai yang kurang normal, meski harga penjualan di tingkat petani saat ini mencapai Rp 32.000/kg.
Seperti yang dialami beberapa petani cabai yang sedang panen cabai merah di dusun Paya Galong Desa Securai Selata,n Kecamatan Babalan dan petani di Desa Pantai Gemi Kecamatan Stabat.
"Musim tanam cabai tiga bulan lalu hingga kini, tanaman tumbuh dengan kondisi kurang baik. Cuaca panas, kering tanpa hujan faktor penyebabnya. Produksi cabai merah menjadi kecil dan kerdil, meski harga saat ini pantastis, tetapi tidak menguntungkan petani," kataKoko dan Ibrahim, petani cabai di Pantai Gemi, Stabat, Rabu (15/8/2018).
Di dusun Kelantan dikawasan Paluh Nibung dan dusun Paluh Baru kawasan Paluh Cingam Desa Pasar Rawa Kecamatan Gebang, terlihat tanaman cabai usia satu bulan dibedengan milik kalangan petani cabai saat ini membutuhkan air. Tanaman cabai tumbuh tidak sempurna akibat kekurangan air.
Menurut petaninya, curah hujan sangat tipis dan jarang turun, hanya kiriman saja.
"Mau tidak ditanam, bibit cabai yang disemai dalam polybag sudah usia sebulan lebih, pohonnya sudah 30 - 40 centi meter, sudah bercabang dan mengeluarkan bunga, sehingga ditanam dilokasi tanam sewaktu ada kiriman hujan beberapa waktu lalu, begitu ditanam, hujanpun tak kunjung turun, pagi dan sore terpaksa disiram, namun terus kering. Celakanya, air tidak cukup, paritpun sudah kering," sebut Sempok, petani cabai di Paluh Nibung.
Hal senada dialami Suheri, petani cabai di dusun Kelantan yang menanam cabai di kawasan Paluh Cingam, ianya mengaku kesulitan mendapatkan air untuk menyiram tanaman cabainya.
"Memang malam Jumat lalu ada hujan, karena Kamis siang kami tanam bibit cabai, tapi setelah tanam empat hari hingga saat ini hujan tak turun lagi, sumur yang digalipun airnya berkarat, dipada padain untuk nyiram tanaman cabai, tapi kini sudah kering. Jika beberapa hari ini tidak hujan, bisa jadi tanaman mati," kata Suheri.