Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Rembang. Memasuki musim panen, harga garam di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, justru merosot. Penurunan harga bahkan terjadi sampai separuh dari harga semula.
Petani garam, Gushawab warga Desa Dorokandang Kecamatan Lasem, Rembang menyebutkan, harga garam pada awal musim kemarau berkisar Rp 1.600/kilogram (kg), namun saat ini anjlok di harga Rp 800/kg.
"Ya benar ini panen raya, tapi ya itu, harganya turun malah kalau dihitung itu kan separuhnya ya. Ya mungkin karena stok yang amat melimpah," terangnya , Kamis (16/8 ).
Ia mengakui harga tersebut dirasa kurang menguntungkan para petani garam. Terlebih saat ini kualitas garam tergolong baik bahkan super, sehingga layak untuk mendapatkan harga yang seimbang.
Petani lainnya, Hariyanto, warga Dorokandang Lasem juga berharap, agar ada stabilitas harga garam di pasaran, utamanya dari petani ke tengkulak. Kondisi naik turunnya harga garam, jelas mempengaruhi untung-rugi para petani.
Anjloknya harga garam membuat Hariyanto lebih memilih mengerjakan lahan tambak garamnya sendiri, karena mempekerjakan buruh akan membuat pengeluaran semakin banyak.
"Harapannya harga bisa stabil. Paling minim seribu lah, kalau turun lagi jangan. kasihan para petani. Kalau saya ini saya garap sendiri akhirnya, ya biar ada untung yang masuk. Kalau satu sawah dikerjain orang banyak ya malah rugi," katanya.
Untuk saat ini, satu petak lahan garam ukuran kecil bisa menghasilkan sekitar Rp 3 kwintal garam. Sejak awal musim tanam sampai saat ini, petani telah berkali-kali memanen garam.(dtf)