Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Terkait penganiayaan dan penyiksaan terus-menerus yang diduga dilakukan keluarga mantan anggota DPRD Sumut, SB, terhadap pembantu rumah tangga (PRT) asal Nusa tenggara Timur (NTT), Adelina (31), Paguyuban Warga di Kota Medan yang mendampingi korban menyatakan enggan berdamai.
Pasalnya, bukan kali ini saja warga NTT yang bekerja di Medan mengalami penganiayaan dari pengguna jasa atau majikannya. Beberapa tahun lalu warga NTT yang bekerja pada penangkaran sarang burung walet juga mengalami human trafficking. Selama berhari-hari mereka disekap sebelum berusaha menyelamatkan diri.
Oleh karena itu, agar tidak ada lagi warga NTT yang mengalami perlakuan tidak manusia, paguyuban menolak jika keluarga SB mencoba menawarkan berdamai demi membatalkan pengaduan ke kepolisian. Paguyuban akan bertahan menempuh penyelesaian melalui jalur hukum.
"Tidak ada kata damai dalam kasus ini, penganiayaan terhadap Adelina harus diusut secara hukum," kata Ketua Paguyuban Warga NTT di Medan, Bob Solokana menjawab wartawan saat mendampingi Adelina melaporkan keluarga SB ke Polresta Medan, Jumat (17/8/2018).
Adelina mulai bekerja kepada keluarga SB pada September 2017. Tindak semena-mena berupa penyiksaan sudah dirasakannya sejak awak bekerja di rumah SB. Terutama oleh istri SB (boru SBN) dan putrinya SR. Setiap hari, keduanya main pukul atau memaki dengan kata-kata yang tidak seharusnya. Menggunakan sapu atau peralatan lainnya, Adelina kerap dipukul. Walau tidak berbuat salah.
Penganiayaan terhadap Adelina berlangsung di depan SB. Dia tidak berusaha mencegah. Perjanjian awal di mana dia akan digaji Rp 1 juta setiap bulan tidak pernah dipenuhi.
Penyiksaan terakhir oleh SR kepada Adelina terjadi pada Rabu pekan lalu (8/8/2018). Sehari kemudian dia melarikan diri dari rumah majikannya yang terletak di Jalan Dwiwarna, Padang Bulan, Kecamatan Medan Selayang itu. Sebelum melaporkan keluarga SB ke polisi, korban sempat menjalani rawat inap di RS Pirngadi Medan.
"Kami tidak setuju menutup kasus kekerasan ini dengan jalan berdamai," tegas Bob yang datang ke Polresta bersama sejumlah warga NTT lainnya.