Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira menilai Presiden Joko Widodo pantas mendapatkan elektabilitas tinggi saat ini. Sebab, Jokowi telah mendulang prestasi besar dengan suksesnya perhelatan olahraga Asian Games 2018.
"Memang sudah diduga pelaksanaan Asian Games ini menjadi salah satu stepping stone meningkatnya elektabilitas Jokowi menuju 2019. Kalau sukses, artinya bonus untuk pemerintahan Jokowi," kata Andreas kepada wartawan, Senin (3/9/2018).
Andreas pun menyebut Jokowi telah melukis kembali kesuksesan Bung Karno saat Asian Games 1962. "Jokowi melukis ulang sejarah kesuksesan Bung Karno pada Asian Games ke-4 tahun 1962," sambungnya.
Andreas mengatakan kesuksesan pemerintahan Jokowi di Asian Games, salah satunya, karena Indonesia berhasil meraih 31 medali emas. Menurutnya, Jokowi pantas mendapat elektabilitas tinggi setelah adanya Asian Games.
"Menjadi lebih fenomenal karena bukan hanya sukses pelaksanaan, tetapi juga sukses prestasi 31 emas, sehingga Jokowi boleh dibilang memperoleh double bonus," ujar dia.
Meski begitu, Andreas juga mengatakan keberhasilan Asian Games juga tidak luput dari bantuan beberapa institusi negara, seperti Menpora Imam Nahrawi, Menteri PUPR Basuki Gadimuljono, Menko PMK Puan Maharani, serta yang memimpin acara tersebut, yaitu Ketua Inasgoc Erick Thohir. Selain institusi pemerintah, Andre mengapresiasi kinerja para pelatih dan atlet Indonesia.
"Sementara induk-induk cabang olahraga yang membina dan melatih atlet. Semuanya ada dalam satu garis komando Presiden. Sehingga pantaslah apabila Jokowi memperoleh double bonus elektabitas dari sukses Asian Games ke-18," sebut anggota Komisi I DPR itu.
Diketahui, lembaga survei Y-Publica merilis hasil survei terhadap elektabilitas capres di Pilpres 2019. Hasilnya, Jokowi memiliki elektabilitas tinggi dibanding Prabowo Subianto.
"Khusus elektabilitas capres, Joko Widodo masih unggul dengan memperoleh 53,9 persen. Sedangkan Prabowo Subianto hanya mendapat 28,8 persen. Sisanya, 17,3 persen, memutuskan tidak menjawab," imbuh Direktur Eksekutif Y-Publica, Rudi Hartono, di Bakoel Koffie, Jl. Cikini Raya, Jakarta Pusat, Senin (3/9).
Survei dilakukan pada 13-23 Agustus 2018 dengan 1.200 responden yang dipilih secara acak bertingkat (multistage random sampling) dengan margin of error (MoE) 2,98 persen, mewakili 34 provinsi di Indonesia.
Survei ini dilakukan dengan wawancara tatap muka terhadap responden terpilih menggunakan kuesioner dengan tingkat kepercayaan 95 persen. (dtc)