Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Akibat kurang hati-hati menginvestasikan dananya, Bank Sumut terancam mengalami kerugian sebesar Rp 147 miliar. Oleh Otoritas Jasa Keuangan, perusahaan multi finance Sunprima Nusantara Pembiayaan (SNP Finance tempat Bank Sumut berinvestasi dibekukan operasinya bulan Mei lalu.
Fakta tersebut terungkap pada rapat dengar pendapat antara Komisi C DPRD Sumut dengan manajemen Bank Sumut, Selasa (4/9/2018). Direktur Utama Bank Sumut, Edie Rizliyanto, mengatakan, nasib pengembalian dana tersebut akan ditentukan pada Oktober mendatang.
Kata Edie, oleh Kepala Divisi Treasury, Maulana Akhyar, selaku pejabat berwenang, dana Rp 147 miliar diinvestasikan ke Sunprima Finance yang juga pemilik perusahaan Columbia Furniture dengan cara membeli surat utang jangka menengah, medium term note.
"Alasannya diinvestasikan ke situ karena Sunprima Finance masuk dalam kategori investment grade dan memakai konsultan keuangan kelas dunia, Deloitte," ujar Edie.
Akan tetapi akibat gagal membayar bunga utang sebesar Rp 6 miliar, Sunprima Finance kemudian dibekukan. Terhadap kewajibannya membayar utang, kini perusahaan tersebut tengah direstrukturisasi. Berdasarkan langkah itu, dengan Bank Sumut akan disepakati MoU tentang skema pembayaran utang.
"Dalam MoU akan disepakati berapa lama utang Sinprima Financen dibayarkan ke Bank Sumut dan berapa besar cicilannya," tegas Edie.
Terkait ancaman kerugian Bank Sumut tersebut, anggota Komisi C, Meilizar Latif, menyebutkan, bank milik pemerintah daerah tersebut telah bertindak keliru. Seharusnya Divisi Treasury tidak begitu saja percaya bahwa Sunprima Finance masuk dalam kategori Investment grade. Bahkan kendati keuangannya dikelola dengan advice dari Deloitte.
"Seharusnya Bank Sumut juga melihat ke belakang bagaimana history bisnis atau usaha yang dijalankan Sunprima Finance, apakah baik atau buruk. Buktinya mereka gagal bayar berarti kan buruk. Sangat disayangkan Bank Sumut telah bertindak kurang hati-hati," kata Meilizar yang berasal dari Partai Demokrat.