Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta
Komisi VII DPR RI mengkritik Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) karena lesunya lifting migas. Hal itu disampaikan dalam rapat kerja dengan Menteri ESDM Ignasius Jonan.
Anggota Komisi VII Fraksi Partai Nasdem Kurtubi mengatakan lifting migas oleh Indonesia terus mengalami penurunan karena minimnya eksplorasi kilang-kilang baru.
"Mengenai lifting ini memang saya khawatir sekali karena selalu turun, dan memang dikarenakan tidak menemukan titik-titik baru sehingga eksplorasi kita hanya di situ situ saja," kata dia di Ruang Rapat Komisi VII DPR RI, Jakarta, Kamis (6/9/2018).
Dia meminta PT Pertamina (Persero) didorong untuk mencari kilang-kilang baru. Hal itu juga bertujuan untuk mengurangi ketergantungan impor.
"Jadi tolong didorong Pertamina harus segera membuka kilang-kilang baru agar mengurangi impor juga, karena ini kan mempengaruhi impor," tambahnya.
Anggota Komisi VII DPR RI Ramson Siagian juga menyoroti lifting migas yang menurut dia mengalami penurunan. Kondisi tersebut membuat Indonesia masih harus impor migas untuk menutupi kebutuhan.
"Jadi pemerintahan sekarang ini trennya penurunan lifting migas bukannya stabil atau naik, jadi impor bertambah bukan ekspor ini. Nah ini karena kinerja pemerintah yang menurun," paparnya.
Pemerintah sendiri memperkirakan, khususnya lifting minyak bumi pada 2019 mencapai rata-rata 750.000 barel per hari.
Proyeksi tersebut dikritik oleh Anggota Komisi VII DPR RI Tjatur Sapto Edy. Dia menilai pemerintah pesimis dengan asumsi lifting di angka tersebut.
"Di sini asumsi lifting yang 700 (ribu) ini sepertinya pesimis dan outlook-nya 750 (ribu), tapi saya berharap 775 (ribu) pak agar lebih ada usahanya. Sebenarnya kan memang 775 (ribu), itu kenapa turun menjadi 750 (ribu)," tambahnya.(dtf)