Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Partai Demokrat (PD) menyebut data-data yang digunakan media asing Asia Sentinel dalam pemberitaan yang menyudutkan pemerintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) lewat isu skandal Bank Century sangat lemah dan tak berdasar. PD curiga media itu hanya jadi alat propaganda untuk menyerang SBY, terlebih ini tahun politik.
"Maka patut diduga Asia Sentinel ini media yang menjadi alat politik pihak tertentu untuk merusak nama baik SBY dan Partai Demokrat," kata Wasekjen PD Didi Irawadi Syamsudin dalam keterangannya, Selasa (18/9/2018).
Didi sangat menyayangkan media internasional diduga mau menjadi media fitnah untuk kepentingan pihak-pihak tertentu demi menghancurkan nama baik SBY dan Partai Demokrat, terlebih dengan cara-cara yang kotor dan tidak bertanggung jawab. Didi meragukan hasil investigasi Asia Sentinel.
Jika kasak kusuk Asia Sentinel benar adanya dan bukan rekayasa, Didi memandang seharusnya berita ini turun tidak harus menunggu waktu yang sangat lama--hampir sepuluh tahun sejak Pansus Century 2009 digulirkan. Didi mempertanyakan tujuan dan motif sesungguhnya media dari Hong Kong itu dalam mengembuskan isu jelang Pilpres dan Pileg 2019.
Bukan hanya meragukan kebenaran, Didi menyebut berita Asia Sentinel sangat jauh dari prinsip kode etik pers yang menjunjung tinggi etika, martabat dan kehormatan pers. Berita tersebut disebutnya jelas-jelas tidak mengedepankan prinsip cover both side, sangat sepihak dan tendensius.
"Benarkah ini media internasional yang patut dipercaya atau hanya sekadar media pesanan penebar hoax?" sebut Didi.
Didi menduga ada kepentingan politik di balik berita yang terus diangkat secara masif tersebut. Didi juga mempersilakan publik melihat kembali hasil Pansus Bank Century.
"Jelas dan tegas tidak ada sepeser pun dana yang masuk ke Partai Demokrat dan kader PD. Kebetulan saya bagian dari saksi sejarah yang duduk di tim pengawas Century (2010-2014)," sebut Didi.
Memperhatikan fakta-fakta yang ada, Didi menduga kuat tujuan utama John Berthelsen sebagai editor Asia Sentinel tidak lain tidak bukan untuk mencemarkan nama SBY dan Partai Demokrat yang hendak mengikuti kontestasi Pilpres dan Pemilu Legislatif 2019.
Soal tudingan dana 18 miliar USD, Didi menyebut itu hoax. Dia tidak pernah mendengar isu itu sama sekali selama berada di Timwas Century.
"Artikel itu memuat tudingan bahwa ada pencucian uang senilai USD 12 miliar (sekitar Rp 180 triliun) lewat bank-bank di luar negeri oleh pemerintah SBY. Wah 180 Triliun! Wow betapa sungguh luar biasa dan sensasional rekayasa angka 180 triliun ini! Jangankan dibahas di pansus, terdengar pun tidak pernah saat pansus. Dagelan macam apa lagi ini?" ucap Didi.
Didi menantang John Berthelsen datang ke Jakarta investigasi tersebut bukan hoax. Didi meminta John mempertanggungjawabkan berita tersebut secara kesatria.
"Saya yakin pemerintahan Jokowi tidak akan pernah mengangkat Menteri Keuangan Sri Muliani Indrawati, pihak yang paling mengetahui bail out Bank Century. Andai tuduhan Asia Sentinel itu benar adanya," sebut Didi.
Berita Asia Sentinel dengan judul 'Indoensia's SBY Government: Vast Criminal Conspiracy'. Berita itu terbit 11 September 2018 itu sempat hilang sebelum muncul lagi dengan judul berbeda: 'UPDATE: Asia Sentinel Story on Indonesian Corruption Goes Viral'.
Dalam berita 'update' tersebut, Asia Sentinel mengatakan artikel mereka menjadi ramai di Indonesia. Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum DPP PD Ferdinand Hutahaean dalam artikel itu menyebut Asia Sentinel menyebar berita palsu.
Namun, keterangan Ferdinand disebut dibantah beberapa badan antikorupsi dan bahkan Asia Sentinel menyebut KPK segera mempercepat penyelidikan kasus Bank Century.
Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) dalam artikel Asia Sentinel mengatakan mereka telah membawa bukti baru ke KPK. Beberapa anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang termasuk Pansus Angket Century juga disebut meminta KPK mempercepat proses kasus setelah laporan Asia Sentinel.
Beberapa petingi Demokrat selain Didi sebelumnya menegaskan isi berita tersebut hoax. Wasekjen PD Andi Arief menuntut maaf dari Asia Sentinel. (dtc)