Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Petani di Kabupaten Serdangbedagai dan Deliserdang memasuki musim tanam (MT) II periode Oktober-November. Pertanaman bulan ini akan dipanen pada pertengahan bulan Januari 2019 mendatang. Pada MT II ini, petani mesti lebih memberi perhatian karena kelembaban yang tinggi bisa memicu munculnya kepinding tanah.
Ketua Kelompok Tani Fajar, di Desa Pematang Setrak, Kecamatan Teluk Mengkudu, Serdangbedagai, Untung mengatakannya kepada medanbisnisdaily.com, Rabu (17/10/2018). Dijelaskannya, Serdangbedagai merupakan salah satu sentra produksi padi di Sumut. Saat ini, katanya, baru 5 hektare lahan sawah yang ditanami petani.
Setiap hari ada penambahan lahan yang ditanami karena mengejar musim panen pada pertengahan Januari 2019. Biarpun curah hujan tinggi, petani tidak mengkhawatirkan terjadinya banjir sebagaimana di daerah lain seperti Mandailing Natal karena berdekatan dengan pantai dan saluran irigasi dalam kondisi baik.
Namun demikian, pada MT II, akan ada perbedaan jumlah produksi dari MT I. Jika pada MT I, produksi gabah kering panen bisa mencapai 7 - 8 ton/hektare, sedangkan pada MT II, turun menjadi 6 - 6,5 ton/hektare. Ditambah lagi, karena kelembaban tinggi juga memicu munculnya kepinding tanah pada usia 1 bulan tanam.
"Kalau sudah muncul, biasanya petani menyemprotnya dengan insektisida," katanya.
Cara lain, untuk menanganai hama yang muncul pada pertanaman padi ciherang, mekongga, IR 32 dan lainnya, petani biasanya menggunakan sistem tanam legowo 4:1. Sistem tersebut berbeda pada MT I. Pasalnya, hama wereng sangat menyukai pertanaman rapat. "Karenanya kalau di MT II, dengan kelembaban yang tinggi, petani harus bertanam dengan jarang, atau legowo 4:1 misalnya," ungkapnya.