Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Labuhanbatu. Sebanyak 300-an massa dari 13 elemen ormas Islam yang tergabung dalam Aliansi Pemersatu Pemuda Islam (APPI) se Labuhanbatu berunjukrasa damai, Jumat (26/10/2018) di Simpang Enam, Rantauprapat. Diantaranya, komunitas Sobat, JPRMI, FPI, Kupaz, KAMMI dan Rumah Hijrah Rantauprapat.
Massa yang sejak awal bergerak dari Masjid Agung Rantauprapat di kawasan Jalan Ahmad Yani Rantauprapat konvoi berjalan kaki sejauh 3 kilometer ke simpang enam Rantauprapat. Massa sebahagian besar mengibarkan bendera Ar Rayah (bendera hitam) dan Al Liwa (bendera putih) bertuliskan kalimat tauhid.
Dalam aksinya, massa meminta pihak aparat kepolisian memproses hukum pelaku pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid.
Massa juga menyatakan lima poin pernyataan sikap. Diantaranya, APPl Labuhanbatu mengutuk pelaku Pembakaran Bendera Tauhid. Menuntut Aparat Penegak Hukum agar menangkap kembali Pelaku Pembakaran Bendera berkalimatkan Tauhid dengan tidak melibatkan pembawa atribut kalimat Tauhid.
Kemudian, massa menuntut Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas agar meminta maaf kepada seluruh kaum Muslimin. Selain itu, massa menuntut Ketua NU Labuhanbatu Ali Azhar Samosir agar menyatakan Permohonan maaf secara terbuka kepada masyarakat Islam Labuhanbatu.
Dan, massa menuntut Pemerintah untuk membubarkan BANSER. Serta, menghentikan segala aktivitasnya. Karena telah menimbulkan keresahan dan perpecahan sebagaimana yang tertuang dalam PERPU ORMAS No.
2 th 2017.
Unjukrasa massa dipicu oleh Peristiwa pembakaran bendera di Garut Propinsi Jawa Barat oleh oknum anggota Banser NU diduga dilakukan karena penggunaan kalimat tauhid dalam bendera ormas HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) yang sudah dilarang keberadaannya di Indonesia.
Aksi damai massa dikawal ketat oleh pihak Kepolisian Resor Labuhanbatu. Dan dipimpin langsung oleh Wakil Kepala Polisi Resor (Wakapolres) Labuhanbatu Kompol Anggoro Wicaksono.
Wakapolres Anggoro dalam arahannya meminta pihak massa agar dapat tertib dalam menjalankan aksi. Dan, tidak terpecah belah. "Jangan kita sesama umat muslim dapat dipecah belah," tegasnya.
Sedangkan persoalan itu, dalam penanganan proses hukum. "Penanganan masalah tetap dijalankan," imbuhnya.
Usai melaksanakan aksi, massa membubarkan diri secara rapi. Dan, bahkan sebahagian diantaranya mengutip sampah yang berserakan.