Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Nusa Dua. Para pengusaba Indonesia, terutama yang bergerak di industri kelapa sawit disarankan menanamkan modalnya di luar negeri, terutama di negara-negara yang menjadi pengimpor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO), baik yang dalam kategori negara-negara pasar tradisional maupun yang baru digarap.
Dengan demikian, negara-negara tersebut kelak mampu menghempang isu-isu negatif terkait sawit yang selalu dilemparkan oleh pihak Amerika Serika dan negara-negara Uni Eropa.
"Saya setuju dengan Anda (wartawan -red) tentang perlunya kita berinvestasi sawit di luar negeri. Itu betul sekali," kata Direktur Eksekutif Dewan Negara-negara Produsen Sawit atau Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC), Mahendra Siregar menjawab pertanyaan para wartawan, dalam konferensi hari pertama 14th Indonesian Conference Palm Oil, di Westin Resort and Hotel, Nusa Dua, Bali, Kamis (1/11/2018) sore.
Saat itu Mahendra didampingi oleh Sondang Anggraini Sitompul dari Kementerian Perdagangan yang sekaligus menjadi Perwakilan Tetap Indonesia.di World Trade Organization (WTO).
Kata Mahendra, di saat yang sama pemerintah juga menyebutkan bahwa dengan berinvestasi ke luar negeri menjadi bagian dari win win solution.
"Di lain pihak kita perlu menyadarkan multistakeholders untuk menerapkan win win solution. Itu tidak langgeng. Jangan mau ambil semua, tapi berbagilah. Karena itu saya setuju dengan itu (berinvestasi ke luar negeri," tegas Mahendra.
Di negara-negara tujuan ekspor sawit Indonesia pun, dia berharap ada investasi sawit Indonesia agar ada manfaatnya bagi negara-negara tersebut, seperti munculnya peluang kerja, dan lainnya.