Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Kinerja keuangan PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) berbanding terbalik dengan PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) yang labanya meroket ratusan persen. Laba LPKR hingga September 2018 justru turun 25%.
Perusahaan melaporkan bahwa hingga kuartal III-2018, laba bersih LPKR sebesar Rp 470 miliar. Angka itu turun jika dibandingkan dengan periode yang sama di 2017 sebesar Rp 624,8 miliar.
Penurunan laba bersih itu disebabkan adanya rugi selisih kurs yang belum terealisasi sebesar Rp 1,35 triliun. Selain itu per kuartal kedua 2018, proyek Meikarta telah dikonsolidasi dari Lippo Cikarang.
"Oleh karena itu, Lippo Karawaci juga telah mengkonsolidasikan Meikarta. Sejauh ini, pra penjualan perseroan selama sembilan bulan tahun 2018 mencapai Rp 1,13 triliun atau lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 521 miliar," kata Presiden Direktur LPKR, Ketut Budi Wijaya dalam keterangan tertulis, Jumat (2/11/2018).
Pendapatan perseroan hingga kuartal III-2018 sebesar Rp 8,6 triliun, meningkat 15%. Sementara itu EBITDA sebesar Rp 2,2 triliun, tumbuh 28% dibandingkan periodeyang sama tahun lalu.
"Patut dicatat bahwa angka-angka pra penjualan ini tidak termasuk proyek Meikarta.Untuk jangka panjang, pasar properti di Indonesia tetap merupakan sektor yang sangat menarik untuk investasi," tambahnya.
Pendapatan recurring LPKR tercatat tumbuh 12% menjadi Rp 5,8 triliun atau sebesar 67% dari total pendapatan konsolidasi untuk periode sembilan bulan tahun 2018.
Pendapatan divisi usaha Residential & Urban Development meningkat sebesar 23% menjadi Rp 2,8 triliun dari Rp 2,3 triliun. Hal itu disebabkan oleh peningkatan pendapatan Urban Development sebesar 62% menjadi Rp 2,1 triliun.
Divisi kesehatan melaporkan pertumbuhan yang stabil, dengan PT Siloam Hospitals International Tbk (SILO) melaporkan pertumbuhan pendapatan sebesar 13% menjadi Rp 4,4 triliun.
Penerimaan pasien rawat inap naik sebesar 11%, sementara kunjungan rawat jalan tumbuh sebesar 11%. Di bulan September 2018, SILO telah membuka sebuah rumah sakit baru di Semarang, Jawa Tengah dan ini merupakan rumah sakit yang ke 34.
Pendapatan divisi Komersial yang terdiri dari Mal Ritel & Hotel, sedikit meningkat sebesar 5% menjadi Rp 576 miliar terutama karena penurunan pendapatan divisi Mal Ritel sebesar 12% menjadi Rp 250 miliar. Sementara itu, pendapatan Hotels meningkat sebesar 23% menjadi Rp 326 miliar.
Pendapatan divisi Manajemen Aset meningkat sebesar 14% YoY menjadi Rp 809 miliar terutama disebabkan oleh berkembangnya aset yang dikelola.
Sebelumnya LPCK melaporkan laba bersih perseroan Januari hingga September 2018 sebesar Rp 2,9 triliun. Jika dibandingkan dengan perolehan laba bersih di periode Januari hingga September 2017 sebesar Rp 418 miliar, maka perolehan laba bersih hingga kuartal III-2018 naik meroket 593%.
Perusahaan menyatakan bahwa perolehan laba bersih itu paling besar dari dekonsolidasi anak perusahaan pemilik Meikarta, PT Mahkota Sentosa Utama, sebesar Rp 2,35 triliun. Sisanya dari sumber pendapatan lainnya.(dtf)