Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Lion Air oleh salah seorang keluarga korban PK-LQP yang jatuh di perairan Karawang disebut-sebut tak pernah menghubungi mereka. Terkait hal ini, Lion Air memastikan telah 'merangkul' keluarga korban sejak awal dan memenuhi kewajiban mereka.
"Pasca JT 610, itu Lion Air sudah mengakomodasi dalam hal penanganan terhadap keluarga. Jadi kita datangkan kemudian dari segi transportasi dan akomodasi. Itu sudah kita tanggung kemudian Lion Air juga memberikan uang tunggu Rp 5 juta," kata Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro saat dihubungi, Senin (5/11/2018) malam.
"Kemudian nanti ada uang pemakaman Rp 25 juta. Terkait dengan santunan, santunan itu kita mengacu sesuai dengan UU, sesuai dengan Permen 77," tuturnya.
Selain itu, para petugas Lion Air juga, sambung Danang, terus bertugas untuk melayani keluarga korban baik itu di posko RS Polri, hotel di Cawang maupun di posko Pelabuhan Tanjung Priok.
"Terkait bagaimana upaya merangkul, saya menafsirkan begini. Satu, di sini kami tetap melakukan pendampingan atau family assistance. Bentuknya seperti apa. Satu, psikologi. Terus yang kedua semacam konseling. Ketiga lebih ke religi," ujarnya.
Mengenai tuntutan keluarga korban terkait pertanggungjawaban teknisi Lion Air, Danang menyerahkan sepenuhnya kepada investigasi KNKT. Dia belum bisa menyampaikan komentar apapun sebelum hasil investigasi keluar.
"Ini kan sama dengan pertanyaan apa penyebabnya, apakah benar. Kan masih diduga, terkait dengan hak tersebut itu ada di ranah KNKT dan segala dokumen terkait dengan pesawat tersebut, sudah kami serahkan ke KNKT. Artinya untuk proses investigasi dan penyelidikan itu sudah diserahkan kepadap pihak KNKT, Lion Air sifatnya menunggu. Kami belum bisa menyampaikan apa-apa," ujarnya.
Sebelumnya, sejumlah keluarga korban penumpang Lion Air PK-LQP menumpahkan perasaan mereka saat bertemu dengan manajemen maskapai. Mereka menyampaikan soal perhatian manajemen hingga harapan soal hasil investigasi.
Hal ini disampaikan dalam pertemuan yang digelar di Hotel Ibis, Cawang, Jakarta Timur. Selain keluarga korban dan pihak Lion Air, hadir Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Kabasarnas Marsdya M Syaugi, Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono, Kapusdokkes Polri Brigjen Arthur Tampi, dan perwakilan lainnya.
Orang tua Shandy Johan Ramadhan mempertanyakan perhatian Lion Air pada saat awal kabar tragedi pesawat jatuh itu terjadi. Shandy merupakan jaksa fungsional Kejaksaan Negeri Bangka Selatan yang menjadi salah satu penumpang pesawat JT 610 tersebut.
"Saya ingin memberi perhatian kepada Pak Rusdi Kirana dan tim. Pada saat krisis, saya tidak pernah dihubungi oleh pihak Lion. Jangankan empati, menelepon pun tidak," ucapnya, Senin (5/11). (dtc)