Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Aksi ribuan buruh di depan kantor Gubernur Sumatera Utara, Selasa (6/11/2018) siang, mulai memanas tak lama setelah para koordinator aksi dari perwakilan sejumlah elemen menyampaikan orasinya.
Sekitar pukul 13.25 WIB, para buruh yang kecewa tak dijumpai Gubernur Edy Rahmayadi setelah lebih dari satu jam berorasi, memaksa masuk ke dalam gedung dan menerobos barisan petugas kepolisian yang menjaga di depan pagar.
Petugas kepolisian yang menjaga dan coba melakukan penghadangan tak tinggal diam dan coba memaksa mundur para demonstran. Hal ini pun dianggap sebagai sikap provokatif petugas dan memancing emosi massa.
Sempat terjadi aksi saling dorong di antara kedua belah pihak. Bahkan, kekecewaan buruh bertambah karena keinginan mereka bertemu langsung dengan gubernur tak kunjung terealisasi. Massa pun menyebut Gubernur Sumut dengan gelar sontoloyo.
"Kalau gubernurnya tak berani jumpa buruh yang asli orang Sumut berarti gubernurnya sontoloyo," ungkap salah satu perwakilan buruh sambil memilih mundur.
Di bawah guyuran hujan, para buruh pun membacakan pernyataan sikapnya."Dengan rumus inflasi ditambah pertumbuhan ekonomi sebagai penetapan UMP dianggap tak mampu menyejahterakan buruh. PP 78 2015 tentang Pengupahan yang ditinjau setiap 5 tahun tidak akan memiliki arti bagi buruh, " ujar koordinator aksi dari gabungan sembilan elemen.
Buruh dengan tegas menolak UMP Sumut 2019 sebesar Rp 2,3 juta. Mereka menuntut kenaikan UMP Sumut 2019 menjadi Rp 2,9 juta.