Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Melbourne. Pelaku serangan teror di Melbourne, Australia telah teridentifikasi. Hassan Khalif Shire Ali yang seorang warga Australia kelahiran Somalia ini disebut memiliki pandangan ekstremis dan telah dikenal kalangan intelijen Australia.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (10/11/2018), Kepolisian Federal Australia menyebut Shire Ali yang berusia 30 tahun ini melarikan diri ke Australia saat masih anak-anak bersama orangtuanya pada tahun 1980-an.
Shire Ali ditembak mati usai mengemudikan kendaraannya yang berisi sejumlah tabung gas ke kawasan pusat kota Melbourne dan menikam tiga orang secara brutal pada Jumat (9/11) waktu setempat. Polisi menyebut tabung-tabung gas itu dirakit Shire Ali menjadi sebuah peledak rakitan. Disebutkan polisi setempat bahwa peledak rakitan itu 'jelas tidak terlalu canggih'.
Usai peledak rakitan itu meledak dan membakar kendaraannya, Shire Ali menikam tiga orang sebelum dikonfrontasi oleh beberapa warga setempat dan sejumlah polisi bersenjata, yang akhirnya menembaknya di dada. Salah satu korban yang ditikam tewas seketika di lokasi, sedangkan dua korban lainnya mengalami luka-luka. Korban tewas diidentifikasi sebagai Sisto Malaspina (74) yang dikenal sebagai icon budaya kuliner Melbourne.
Kematian Shire Ali membuat otoritas Australia menghadapi pernyataan sulit saat mencari tahu bagaimana Shire Ali yang dikenal oleh Organisasi Intelijen Keamanan Australia selama 3 tahun terakhir, mampu melancarkan serangan semacam itu.
Otoritas setempat telah menanyai sekitar 35 orang yang melihat langsung serangan di jam-jam sibuk tersebut. Disebutkan otoritas setempat bahwa serangan sengaja bertujuan untuk 'memicu teror dan menyebabkan korban jiwa maksimum'.
Diketahui bahwa paspor Australia milik Shire Ali telah dicabut tahun 2015, karena ada kekhawatiran dia berupaya pergi ke Suriah untuk bergabung dengan kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
"Penilaian yang telah dibuat adalah meskipun dia memiliki pandangan radikal, dia tidak memberikan ancaman bagi keamanan nasional," sebut pejabat antiterorisme kepolisian federal Australia, Ian McCartney, soal Shire Ali.
McCartney menyebut serangan itu sebagai 'wake up call', terutama saat ISIS kehilangan wilayah di Irak dan Suriah, dengan pasukan militer Australia menjadi bagian koalisi yang memerangi mereka.
"Kondisi soal bagaimana dan kapan dia bergerak dari memiliki pandangan-pandangan radikal semacam ini hingga melakukan serangan kemarin, akan menjadi fokus penting dalam penyelidikan," imbuhnya.
ISIS melalui sayap propagandanya telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu. Disebutkan ISIS, pelaku merupakan 'seorang pejuang ISIS'. Klaim itu tidak disertai bukti kuat untuk mendukungnya. (dtc)