Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Partai NasDem menyatakan istilah 'buta dan budek' yang digunakan oleh cawapres Ma'ruf Amin merupakan sebuah analogi atau perumpamaan. Analogi itu ditujukan bagi oknum yang tak mau melihat kenyataan soal kinerja baik orang lain.
"Saya kira itu analogi yang ingin disampaikan KH Ma'ruf tentang oknum-oknum yang tidak mau melihat fakta dan kenyataan tentang kinerja baik orang lain," kata Ketua DPP NasDem Irma Suryani Chaniago, Sabtu (10/11/2018).
Namun, Irma tak menyebut siapa oknum yang dimaksudnya tersebut. Dia kemudian mengatakan kata 'buta' dan 'budek' atau 'tuli' sudah sering digunakan untuk mengumpamakan sesuatu.
"Kita kan sering juga mendengar kalimat, misalnya 'matanya buta karena silaunya jabatan dan telinganya tuli karena gemerincing emas'," jelasnya.
Sebelumnya, Ma'ruf Amin bicara soal pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla yang menurutnya telah menorehkan prestasi. Dia kemudian menggunakan istilah 'buta' dan 'budek' bagi yang tidak bisa melihat prestasi Presiden Jokowi.
"Orang sehat bisa dapat melihat jelas prestasi yang ditorehkan oleh Pak Jokowi, kecuali orang budek saja tidak mau mendengar informasi dan kecuali orang buta saja tidak bisa melihat realitas kenyataan," ujar Ma'ruf Amin dalam sambutan deklarasi Barisan Nusantara, di Jalan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Sabtu (10/11).
Ia lalu menegaskan, ucapannya tidak menuduh seseorang. Dia juga mengatakan ucapannya itu bukan karena marah kepada orang lain.
"Saya tidak marah, dan bukan sedang menuduh siapa-siapa. Saya cuma bilang, kalau ada yang yang menafikan kenyataan, yang tak mendengar dan melihat prestasi, nah sepertinya orang itu yang dalam Alquran disebut á¹£ummum, bukmun, 'umyun. Budek, bisu, dan tuli," ujar Ma'ruf.(dtc)